Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan bangga mempersembahkan BISARA (Bisnis Alumni dan Mahasiswa Sastra Arab)! Program ini dirancang khusus untuk mendukung dan mempromosikan usaha kreatif yang dijalankan oleh mahasiswa aktif maupun alumni Sastra Arab UNS, baik skala besar, menengah, maupun kecil. Melalui BISARA, kami berharap dapat menjadi wadah bagi pengembangan bisnis serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap usaha-usaha inovatif yang lahir dari keluarga besar Sastra Arab UNS. Apa Itu BISARA? BISARA adalah program sinergi antara Prodi Sastra Arab, mahasiswa, dan alumni dalam mempromosikan bisnis mereka melalui media sosial resmi Prodi Sastra Arab UNS. Program ini memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pelanggan, memperkuat jenama (branding), serta membangun jejaring bisnis yang lebih luas. Manfaat Bergabung dengan BISARA Siapa yang Bisa Bergabung? Syarat dan Ketentuan Cara Bergabung dengan BISARA Ayo Daftarkan Bisnis Anda! BISARA adalah langkah nyata Prodi Sastra Arab UNS untuk menciptakan komunitas yang saling mendukung dan membangun ekosistem bisnis yang kuat. Bergabunglah sekarang dan jadilah bagian dari gerakan ini! Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memperkenalkan bisnis Anda ke audiens yang lebih luas. Mari bersama-sama mendukung kreativitas dan inovasi keluarga besar Sastra Arab UNS. Hubungi kami lebih lanjut melalui:
Prodi Sastra Arab UNS Lepas Mahasiswa Magang ke 13 Instansi
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) melepas puluhan mahasiswanya untuk mengikuti program magang di 14 instansi berbeda pada Senin (13/1). Program magang yang berlangsung 30 hingga 45 hari ini mencakup instansi pemerintah, lembaga pendidikan, hingga industri penerbitan. “Kami berharap mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, wawasan, dan pengalaman profesional selama kegiatan magang berlangsung,” ujar Ketua Program Studi Sastra Arab UNS, Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. saat pelepasan mahasiswa magang di kampus UNS. Instansi yang menjadi lokasi magang tersebar di berbagai kota, meliputi Jakarta, Bandung, Cianjur, Yogyakarta, dan Solo Raya. Di Jakarta, mahasiswa akan magang di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Museum Bayt Al-Qur’an. Sementara itu, beberapa mahasiswa akan mengasah kemampuan di industri penerbitan seperti Penerbit Aqwam Media di Surakarta dan Penerbit Cordoba di Bandung. Di wilayah Solo Raya, mahasiswa akan tersebar di berbagai instansi seperti Kementerian Agama di Surakarta, Karanganyar, dan Klaten, Perpustakaan Daerah Kabupaten Karanganyar, Perpustakaan Mangkunegaran, serta Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta. “Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan atau bahkan mempelajari ilmu baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah,” tambah Reza. Sepekan sebelumnya, beberapa mahasiswa telah lebih dulu memulai magang di Balai Bahasa Yogyakarta. Beberapa kelompok magang diantarkan langsung oleh dosen pembimbing, sedangkan kelompok lainnya akan mendapat kunjungan saat monitoring berlangsung. Program magang ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa UNS. “Harapannya, mereka dapat memiliki jiwa profesional dan mengenal etika profesi selama kegiatan magang berlangsung,” pungkas Reza. [adm]
Dosen Sastra Arab UNS: Dongeng Ciptakan ‘Tabungan Bahasa’ Anak Sejak Dini
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Dosen Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. menekankan pentingnya peran sastra dalam perkembangan anak sejak dini. Hal ini disampaikannya dalam acara Jagongan yang disiarkan Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 4 Surakarta, Jumat (27/12). “Sastra harus diberikan sejak anak dilahirkan, bahkan saat masih bayi dan belum bisa berbicara. Otak anak akan merespons cerita sebagai ‘tabungan’ bahasa yang kelak akan terwujud dalam kosakata yang kaya,” ujar Reza dalam dialog yang dipandu Ali Marsudi. Menurut pakar sastra anak ini, pemberian sastra bisa dilakukan melalui beragam media, mulai dari buku konvensional hingga cerita lisan seperti dongeng dan kisah pengantar tidur. Semua bentuk sastra ini berperan penting dalam menstimulus perkembangan kognitif dan bahasa anak. “Saat organ kesiapan bicara anak sudah terbentuk, ‘tabungan bahasa’ ini akan terlihat hasilnya. Contohnya, anak menjadi lebih ekspresif dalam berbicara sejak usia tiga tahun,” jelasnya. Reza juga menyoroti peran penting kedua orang tua, terutama ayah, dalam memberikan asupan sastra kepada anak. “Indonesia termasuk negara dengan tingkat fatherless yang tinggi, di mana ayah hadir secara fisik namun perannya kurang terasa,” ungkapnya. Dalam memberikan asupan sastra, orang tua bisa memanfaatkan beragam sumber cerita. Mulai dari buku-buku modern yang kini makin variatif, hingga folklore Nusantara seperti Sangkuriang, Timun Mas, dan Malin Kundang, atau cerita rakyat Arab seperti Ali Baba, Sinbad, dan Aladdin. “Orang tua harus menjadi pencerita yang baik agar perkembangan anak berjalan optimal, baik secara intelektual maupun emosional,” pungkasnya. [adm]
Kegigihan Marchelia Menaklukkan Gelanggang Bahasa Arab
“Jadilah diri sendiri dan tunjukkan keunikanmu.” Prinsip sederhana ini mengantarkan Marchelia Nindya Fadhilah, mahasiswi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2021, meraih berbagai prestasi dari tingkat nasional hingga internasional. Di balik sosoknya yang rendah hati, Marchel—demikian ia biasa disapa—menyimpan sederet prestasi membanggakan. Prestasi teranyarnya adalah menjuarai kompetisi Qira’atul Kutub (Membaca Kitab Gundul) tingkat internasional di Universitas Muhammadiyah Surakarta awal tahun 2024. “Awalnya saya tidak menyangka bisa sampai sejauh ini,” ujar mahasiswi asal Sukoharjo ini saat dihubungi melalui Whatsapp, Rabu (27/12). Marchel mengaku semua bermula dari pengalamannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 saat ia aktif mengikuti lomba pidato bahasa Arab dan Inggris. Sepanjang tahun 2023, gadis yang gemar mengasah kemampuan bahasanya ini berhasil menjuarai lomba Taqdimul Qishah (membaca cerita bahasa Arab) tingkat nasional di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Universitas Indonesia. Prestasi ini semakin lengkap dengan keberhasilannya menjadi grand finalis debat bahasa Arab melawan Universitas Malaysia. “Kegagalan itu pasti ada. Dulu saat lomba debat, saya merasa kurang percaya diri. Tapi justru itu yang mendorong saya untuk terus berlatih,” kenang alumni Gontor Putri ini. Marchel menekankan pentingnya penguasaan kosa kata dan lahjah (pengucapan) dalam kompetisi berbahasa Arab. Mahasiswi yang juga finalis Duta Kampus UNS 2023 ini mengaku banyak terbantu dengan mata kuliah Nahwu, Sharaf, dan Muhadatsah yang memperkuat fondasi kemampuan bahasanya. “Setiap orang itu istimewa dengan caranya masing-masing. Yang penting adalah bagaimana kita menonjolkan keistimewaan itu dalam setiap kesempatan,” tutup Marchel membagikan filosofi kesuksesannya. Cerita Marchel membuktikan bahwa bakat, bila ditempa dengan kerja keras dan keberanian untuk terus mencoba, dapat mengantarkan seseorang ke pencapaian yang lebih tinggi. Prestasi internasionalnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani bermimpi besar dan mengembangkan potensi diri. [adm]
Pesan Anti Korupsi dalam Al-Hikam: Temuan Riset MBKM Sastra Arab UNS
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Kitab tasawuf Al-Hikam masih sangat relevan dipelajari di zaman modern, terutama untuk membangun nilai integritas dan upaya pendidikan anti korupsi. Hal ini mengemuka dalam Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Tim Hibah MBKM Riset 1111 Universitas Sebelas Maret (UNS), Sabtu (21/12/2024). “Al-Hikam artinya jalan, jalan menuju Allah,” jelas Alif Al-Hilal Ahmad, S.S., M.A. dalam seminar yang dihadiri 15 peserta di Ruang M.101 Gedung Mulyanto FIB UNS. Mengutip hikmah pertama dalam kitab Al-Hikam, Hilal menjelaskan, “Di antara tanda-tanda orang yang menggantungkan diri pada amalnya adalah berkurangnya harapan ketika ia terjerumus dalam kegagalan.” “Ketika seseorang bermaksiat, seketika ia ingat ada yang mengawasinya yaitu Allah, ia akan malu. Dalam keadaan seperti itu, kita diajarkan untuk tidak putus harapan atas ampunan Allah yang lebih luas dari dosa-dosa hamba-Nya,” tambahnya. Diskusi Interaktif Seminar yang diikuti mahasiswa dari berbagai program studi ini berlangsung khidmat. Muhammad Izzuddin, mahasiswa D3 DKV UNS, mengajukan pertanyaan tentang cara Al-Hikam menyikapi dan mencegah korupsi. “Orang tasawuf tidak hanya belajar mengolah zahir (yang tampak) saja, namun juga batin. Ini dalam tingkatan Ihsan, yakin bahwa apapun yang kita lakukan Allah mengawasi kita,” jelas Hilal. Metode FGD yang Inovatif Acara dilanjutkan dengan sesi FGD yang membagi peserta dalam lima kelompok. Setiap kelompok mendapat dua kertas berisi kata mutiara Al-Hikam dalam bahasa Arab dan Indonesia yang tidak sesuai, kemudian mencari pasangannya dari kelompok lain. “Kekeliruan, kelalaian, dan dosa itu dekat dengan manusia. Manusia bukan harus ‘tidak berdosa’, tapi ia harus berusaha menjauhi dosa itu,” papar salah satu kelompok dalam presentasinya. “Seminar ini membuka wawasan baru karena diikuti berbagai prodi di luar Sastra Arab,” ujar Fadiyah Husnul Ummah, salah satu peserta. Sementara Abdul Aziz M. Ilham berharap kegiatan serupa bisa berlanjut untuk memberi manfaat lebih luas. Riset yang dibimbing Dr. Muhammad Yunus Anis, S.S., M.A. ini mengkaji “Strategi dan Kualitas Terjemahan Kata Mutiara dalam Kitab Al-Hikam Karya Ibnu Athaillah As-Sakandariy” sebagai upaya pendidikan anti korupsi berbasis kajian kitab keagamaan. Tim peneliti terdiri atas tiga mahasiswa: Ahmad Juhdan Abu Bakr, Arinda Safira, dan Ikfina Izzatul Malikhah. [JUH]
Riset MBKM Sastra Arab UNS: Pembelajaran Bahasa Arab UNS Perlu Beradaptasi dengan Era Digital
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Pembelajaran bahasa Arab perlu direorientasi untuk menyesuaikan kebutuhan era industri 4.0. Hal ini mencuat dalam Focus Group Discussion (FGD) “Analisis Keterampilan Bahasa Arab di Era Industri 4.0” yang digelar Tim Riset 1068 Hibah MBKM Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (20/12/2024). Tim riset yang beranggotakan Fikri Romdhon Alghifari, Hasanah Ferawati, Julianto, Luthfiatu Azizah, dan Uzlah Alzena ini mengkaji kebutuhan pembelajaran bahasa Arab di era digital. “Rekonstruksi kurikulum pembelajaran bahasa Arab menjadi kebutuhan mendesak karena belum ada standarisasi tingkat kemahiran bahasa Arab secara internasional,” ungkap Dr. Khabibi Muhammad Luthfi, S.S., M.A. dalam diskusi yang digelar di Ruang Sidang 2 Fakultas Ilmu Budaya UNS. Khabibi menekankan perlunya mengubah pembelajaran tradisional menjadi lebih adaptif dengan kebutuhan pasar. “Mahasiswa perlu diarahkan untuk mempelajari bahasa Arab sesuai paradigma pasar kerja modern, seperti menjadi penerjemah digital, pendidik digital, jurnalis, penulis kreatif, content creator, hingga pengusaha berbasis bahasa Arab,” jelasnya. Senada dengan hal tersebut, Ali Makhsum, S.S., M.A., alumni sekaligus praktisi bisnis, menyoroti pentingnya keterampilan interdisipliner di era disrupsi media. “Dunia perkuliahan berperan penting dalam membentuk paradigma cara berpikir dan mentalitas mahasiswa saat memasuki dunia kerja,” ujarnya. Evaluasi dan Rekomendasi FGD yang dihadiri mahasiswa Sastra Arab semester 3, 5, dan 7 ini bertujuan mengevaluasi hasil riset profil lulusan dan kebutuhan keterampilan bahasa Arab dalam menghadapi perkembangan pasar kerja.“Mahasiswa perlu memutuskan apakah bahasa Arab akan digunakan sebagai objek atau alat untuk mencapai kesuksesan di dunia profesional,” tegas Ali Makhsum. Dr. Afnan Arummi S.H.I., M.A., pembimbing Tim Riset 1068, berharap hasil riset yang dilakukan kelima mahasiswanya ini bisa menjadi masukan berharga untuk pengembangan kurikulum yang lebih adaptif. “Tujuan akhirnya adalah menghasilkan lulusan yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri,” tutupnya. [FIK]
Kaprodi Sastra Arab UNS: Dinamika Timur Tengah, Lulusan Sastra Arab Kian Dibutuhkan
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Di tengah situasi geopolitik yang dinamis di kawasan Timur Tengah, peran akademisi dan lulusan Sastra Arab semakin dibutuhkan. Hal ini disampaikan Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam acara Kabar Persada Akhir Pekan di Radio Persada, Sabtu (14/12/2024). Berbicara tentang peran penting lulusan Sastra Arab, Reza menjelaskan bahwa kompetensi yang dibutuhkan tidak hanya sekadar kemampuan berbahasa. “Dunia sangat membutuhkan para akademisi dan pemikir yang tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga mendalami budaya dan pemikiran masyarakat Arab,” jelas Reza. Menurutnya, pemahaman mendalam tentang aspek sosial-budaya Arab sangat penting untuk membangun dialog antarperadaban. Tingginya kebutuhan akan lulusan Sastra Arab tercermin dari banyaknya program studi terkait yang dibuka di Indonesia. Tercatat ada 270 program studi berbasis bahasa Arab, terdiri dari 231 program Pendidikan Bahasa Arab, 38 program Sastra Arab, dan satu program Bahasa dan Kebudayaan Arab. Kompetensi Komprehensif Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Program Studi Sastra Arab UNS telah menyiapkan kurikulum yang komprehensif. “Kuliah di Sastra Arab berbeda dengan sekadar kursus bahasa. Mahasiswa tidak hanya belajar keterampilan berbahasa, tetapi juga mendalami linguistik Arab, kesusastraan Arab klasik hingga modern, sejarah peradaban Islam, dan kajian budaya Timur Tengah,” papar Reza. Kompetensi komprehensif ini membuka peluang karier yang luas. Lulusan Sastra Arab bisa menjadi peneliti, analis budaya, konsultan, hingga diplomat yang memahami kompleksitas sosial-budaya dunia Arab. Dengan bekal kompetensi tersebut, lulusan Sastra Arab memiliki peluang kerja di berbagai sektor. Peningkatan kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab ke Indonesia membuka peluang baru di sektor pariwisata. “Pengembangan destinasi wisata halal di berbagai daerah meningkatkan kebutuhan akan pemandu wisata, interpreter, dan tenaga profesional yang fasih berbahasa Arab,” jelasnya. “Bahasa Arab adalah bahasa resmi di 26 negara dan digunakan oleh lebih dari 400 juta penutur. Ini membuat prospek lulusan Sastra Arab tetap menjanjikan, baik di bidang pariwisata, diplomasi, hubungan internasional, maupun kajian kawasan Timur Tengah,” tutup Reza. [adm]
Content Creator, Pebisnis, dan Aktivis: Potret Mahasiswa Sastra Arab UNS M. Yasril Amri
Jika dilihat dari sudut pandang formal, pendidikan mungkin dianggap sebagai kegiatan yang ada di kelas. Akan tetapi, sejatinya pendidikan lebih daripada itu. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad Yasril Amri (18), salah satu mahasiswa Sastra Arab UNS angkatan 2024, yang akrab dipanggil Yasril. Selain berkuliah yang menjadi fokus utamanya, Yasril juga bergiat di bagian keuangan dan pemasaran gerai ayam goreng Hang Chicken di Karanganyar. Tak hanya itu, ia juga menjadi pembina kelompok mentoring BPI di PPTQ Insan Kamil Karanganyar, asisten media sosial di Program Studi Sastra Arab UNS, dan juga content creator di berbagai media sosial, terutama Instagram. Selain itu, ia juga menjadi tentor privat les bahasa Arab. Selain bisnis dan kerja sampingan, ia juga aktif berorganisasi, baik di dalam kampus, seperti Sahabat Masjid NH UNS, maupun di luar kampus, seperti Forum Silaturahmi Remaja Masjid Karanganyar (FOSREMKA). Dilema Pemilihan Jurusan dan Kampus “Awalnya, saya ingin masuk Sastra Inggris karena memang dasarnya saya suka belajar bahasa asing, baik bahasa Inggris, Arab, maupun Jepang,” ungkap Yasril. Ia memang suka belajar bahasa asing karena menurutnya belajar bahasa asing memiliki keasyikan tersendiri. Yasril banyak berkonsultasi mengenai jurusan Sastra Inggris, tentang prospek kerja, belajar apa, dan sebagainya. Setelah mendapat banyak masukan dari orang lain, akhirnya ia membanting stir ke Sastra Arab karena saran dari ibunya. “Sebenarnya Umi membebaskan saya mau memilih jurusan apa, tapi kalau ditanya Umi lebih milih apa, Umi lebih menyarankan ke bahasa Arab,” kenangnya. Lanjut ke pemilihan universitas. Yasril memiliki dua pilihan, antara UGM dan UNS. “Dulu sempat ada planning buat daftar UGM karena dulu mondoknya di Jogja. Tapi bimbang karena UNS dekat dengan rumah”, jawab Yasril ketika ditanyai tentang pemilihan universitas. Bermodalkan alasan membantu orang tua di rumah, Yasril akhirnya mencoba untuk mendaftar di UNS. Karena Yasril termasuk siswa eligible di sekolahnya, Yasril mencoba peruntungannya melalui jalur SNBP. “Kalau emang takdir di UNS, insya Allah diterima. Kalau nggak, nanti nyoba SNBT di UGM. Alhamdulillah, sudah lolos di pilihan pertama SNBP,” kenang Yasril yang berhasil lolos masuk Sastra Arab UNS. Menunggu Masa Kuliah Setelah lulus SMA, terdapat waktu libur yang cukup lama hingga masa prakuliah dimulai. “Dan kebetulan orang tua buka usaha baru, yaitu ayam krispi. Karena kewajiban sebagai anak, saya membantu mereka, terutama menjadi kasir dan pengantar pesanan. Hingga sekarang masuk kuliah, sekarang malah bisa sekalian mengantar pesanan ke kampus kalau ada teman yang pesan,” cerita Yasril. Selain itu, Yasril juga mendapat permintaan untuk menjadi pembina kelompok mentoring BPI di SMP-nya dulu. Yasril memenuhi permintaan tersebut dan terus berjalan ketika kuliah. Kebetulan Viral “Sebenarnya sudah ada keinginan untuk menjadi content creator. Ketika masih SMP, saya ingin jadi Youtuber, tapi karena mondok hingga SMA, baru bisa terlaksana sekarang,” kenang Yasril. Awal ia mulai semangat untuk membuat konten karena vlognya yang bercerita tentang PKKMB UNS mendapatkan banyak penonton. Akhirnya, ia meneruskan untuk menjadi content creator. Pesan Guru dan Alumni “Dulu, guru di SMA berbagi trik agar selalu aktif di perkuliahan. Juga kakak-kakak saya, para alumni, bahkan influencer di media sosial. Mereka berpesan agar aktif di perkuliahan karena akan bermanfaat bagi diri sendiri “, jelas Yasril. Ia membuktikan bahwa dengan aktif di perkuliahan, ternyata banyak kesempatan baru yang datang kepadanya. Ia mampu menjadi asisten media sosial Prodi Sastra Arab UNS. Ia juga mampu menjadi tentor les privat bahasa Arab. Yasril telah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya pelajaran yang ada di kelas, tetapi pelajaran dapat diperoleh dari pengalaman di kehidupan nyata. Sementara pengalaman dapat diperoleh dengan aktif di mana pun. [mya]
CALL FOR CHAPTERS
Dalam kajian sastra kontemporer, diskursus tentang poskolonialisme telah menghadirkan berbagai perspektif yang menarik untuk terus digali dan didiskusikan. Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, narasi kolonialisme tidak lagi sekadar dipahami sebagai catatan historis. Ia telah bertransformasi menjadi jejaring kompleks yang masih mewarnai produksi sastra hingga hari ini, memengaruhi cara pandang, identitas, dan ekspresi kultural masyarakat pascakolonial. Kami mengundang para pengkaji sastra dari berbagai tradisi dan wilayah untuk berkontribusi dalam buku antologi “Membaca Ulang Kolonialisme: Perspektif Lintas Sastra Tentang Penjajah dan Terjajah”. Buku ini dirancang untuk menghadirkan berbagai perspektif tentang bagaimana sastra-sastra nasional—baik dari negara bekas penjajah maupun terjajah—menegosiasikan pengalaman kolonial mereka dalam bentuk-bentuk naratif yang kompleks. Antologi ini menghadirkan sebuah dialog produktif yang menggali bagaimana sastra dari negara-negara terjajah mengolah trauma kolonial menjadi resistensi kreatif; bagaimana sastra dari negara-negara bekas penjajah bergulat dengan warisan kolonial mereka; serta bagaimana kedua pengalaman yang berbeda ini—menjajah dan dijajah—sama-sama membentuk kompleksitas produksi sastra. Melalui pendekatan lintasbudaya, antologi ini berupaya membangun pemahaman baru tentang dinamika poskolonial dalam sastra. Kami mengundang artikel yang mengeksplorasi, tetapi tidak terbatas pada, tema-tema berikut: Dengan menggabungkan kerangka teoretis poskolonial dan analisis tekstual, antologi ini diharapkan memperkaya kajian sastra poskolonial sekaligus membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam memahami relasi antara kekuasaan, identitas, dan produksi kultural. SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL KETENTUAN TEKNIS CATATAN
Adil Al Huda Terpilih Pimpin HMP QIS’AR UNS 2025
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Adil Al Huda terpilih sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Arab (HMP QIS’AR) Universitas Sebelas Maret (UNS) periode 2025 dalam Musyawarah Besar (Mubes) yang digelar di Ruang 301 Gedung 1 Fakultas Ilmu Budaya, Sabtu (7/12/2024). Alif Al Hilal Ahmad, S.S., M.A., selaku pembina HMP QIS’AR dalam sambutannya menyampaikan harapan kepada pengurus baru. “Kepengurusan 2024 telah menunjukkan kinerja yang baik. Semoga pengurus baru bisa melanjutkan dan meningkatkan capaian tersebut,” ujarnya. Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Arab UNS, mendorong agar HMP QIS’AR terus bersinergi dengan program studi. “HMP diharapkan mampu mendukung terciptanya ruang belajar yang baik, bermanfaat, dan menyenangkan untuk mahasiswa Sastra Arab,” jelasnya. Musyawarah besar ini juga menandai berakhirnya masa kepengurusan Farid Fajar yang telah berhasil menjalankan berbagai program kerja dengan baik selama periode 2024. Reza menambahkan bahwa aktivitas berorganisasi di HMP bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar manajemen diri dan kepemimpinan tanpa mengesampingkan prestasi akademik. “Keduanya harus berjalan seimbang,” tegasnya. [adm]