All posts by: arab

About arab

Tim Pengabdian pada Masyarakat riset grup Islam dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Selasa, 22 September 2020 telah melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat bertema “ Sosialisasi Urgensi Pencegahan Paham Takfiri ” . Sasaran kegiatan pengabdian adalah siswa siswi sekolah menengah atas yang aktif dan bergerak di dalam organisasi kerohanian Islam (Rohis) SMA N 1 Karanganom Klaten. Kegiatan daring yang diikuti sekitar 50 siswa, guru pembina Rohis dan tim pengabdi dari UNS yang terdiri dari Muhammad Farkhan, Muhammad Rosyid Ridho, Yeni Lutfiyah, Irfan, dan Hasyim merupakan langkah awal dalam pembinaan ideologi agama lewat lembaga pendidikan menengah. Tujuan pengabdian adalah memberikan sosialisasi tentang paham keagamaan, yaitu bagaimana paham-paham keagamaan yang berkembang sekarang ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang positif maupun negatif, selain itu sosialisasi dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mencegah masuknya paham-paham yang dirasa akan menganggu ketentraman beragama di tengah masyarakat khususnya di sekolah-sekolah. Alasan pemilihan objek sosialisasi di sekolah adalah karena selama ini paham-paham keagamaan yang dianggap berbahaya seringkali menyusup ke dalam organisasi keagamaan sekolah, khususnya siswa yang dianggap masih remaja di mana usia remaja yang sedang tumbuh semangat ideologi akan mudah untuk diindoktrinasi. biasanya cara kerja kelompok yang berkepentingan di dalam menyebarkan paham yang dianggap berbahaya itu dilakukan lewat upaya mempengaruhi sebagian siswa dengan cara menyusupkan ideologi maupun paham lewat gerakan terselubung melalui media sosial sebagai alat komunikasi dan melakukan pertemuan kajian di luar jam belajar, tempat yang mudah dijangkau adalah di rumah-rumah. Mengapa sosialisasi ini penting dilakukan adalah karena di dalam sejarahnya paham takfiri merupakan salah satu paham yang muncul sebagai ideologi garis keras yang berasal dari pandangan kaum Khawarij, Gerakan kaum Khawarij yang muncul di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan prinsip-prinsipnya yang radikal inilah kemudian dijadikan contoh sebagai gerakan fundamentalisme klasik dalam sejarah Islam dan juga menandai terbentuknya gejala takfirisme (takfiriyah) dalam Islam. Suatu doktrin yang mengkafirkan sesama muslim yang berbeda dengan mereka, bahkan sampai menghalalkan darahnya. Mulai dari mengkafirkan orang-orang yang tak sepaham (takfir) sampai melakukan pembunuhan terhadap musuh yang tidak seideologi dengannya. Menurut Quraisy Shihab orang-orang Khawarij ini justru bersikap keras terhadap saudara seislam yang bukan dari kelompoknya, sementara terhadap kelompok non muslim justru dihormati karena mereka berpegang pada ajaran bahwa jika ada seorang musyrik meminta perlindungan maka wajib bagi orang muslim untuk melindunginya. Mereka juga memiliki prinsip bahwa siapa yang tidak sama dengan mereka, maka ia adalah musuh. Mereka memaksakan kehendak untuk berprinsip sama dengan mereka, jika tidak mau maka disebut kafir. Prinsip dan pandangan seperti inilah yang dikhawatirkan akan menganggu sikap sosial dan pola keberagamaan di dalam masyarakat kita, di mana masyarakat yang sudah tenang dan tentram dengan cara-caranya menjalankan agamanya tiba-tiba dipengaruhi pemahaman baru yang mengejutkan, ketenangan hidup beragama seketika berubah karena munculnya tuduhan-tuduhan terhadap keluarga, kerabat, tetangga dan saudara-saudaranya sebagai kafir, keliru dalam beragama, sehingga menimbulkan kesenjangan, ketidakenakan dalam hubungan sosial. Harapan dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar siswa-siswi tidak mudah dipengaruhi oleh paham-paham baru, mereka mendapatkan pengetahuan sosial agama secara inklusif, praktis, dan segera tersadarkan akan munculnya jenis-jenis paham keagamaan yang dinilai membahayakan kehidupan sosial keagamaan, selain dari pada itu sosialisasi ini juga ditujukan untuk bisa mempererat hubungan kerjasama dan silaturrahmi baik secara individu maupun kelembagaan, yaitu antara staf tenaga pendidik, guru dan siswa maupun institusi dalam hal ini Universitas Sebelas Maret dengan sekolah, baik di tingkat atas, menengah, maupun dasar. [mfm]

Salah satu pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh calon mahasiswa saat memilih jurusan-jurusan kebahasaan adalah apakah dia harus memilih jurusan pendidikan atau sastra murni. Salah satunya adalah jurusan yang berkaitan dengan bahasa Arab, kebingungan yang lumrah terjadi adalah menanyakan: apa perbedaan jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab? Pertanyaan tersebut sebetulnya wajar muncul di benak calon mahasiswa yang baru saja lulus dari Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA), atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal tersebut disebabkan tidak banyak informasi yang mereka peroleh dari pihak sekolah. Bahkan beberapa artikel di internet juga sering kali membingungkan. Namun, pertanyaan apa perbedaan jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab tentu tidak perlu mengganggu minat calon mahasiswa untuk meneruskan pendidikannya di jurusan kebahasaan. Kedua jurusan tersebut sama-sama mempelajari bahasa Arab, tetapi berbeda fokus, profil lulusan, dan porsi pembelajaran bahasa Arabnya. Berikut penjelasannya. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Sebagaimana layaknya jurusan pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab adalah jurusan yang berfokus mencetak mahasiswanya menjadi tenaga pendidik. Sebagai profil lulusan utama, mahasiswa dibekali berbagai ilmu pedagogi, yaitu ilmu mengenai pendidikan dan pengajaran. Mahasiswa dididik menguasai berbagai aspek yang diperlukan dalam pengajaran, seperti metode dan teknik mengajar, cara mendesain kurikulum, psikologi peserta didik, dan beragam hal yang berkaitan dengan proses pengajaran. Pembelajaran bahasa Arab yang diberikan tidak hanya sebagai keterampilan bahasa yang harus dimiliki mahasiswa, namun juga sebagai objek utama yang akan diajarkan mahasiswa kelak kepada peserta didik setelah mereka lulus dan menjadi pendidik. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya dapat berbahasa Arab, tetapi juga harus mampu mengajar bahasa Arab tersebut secara sistematis dalam pembelajaran di kelas. Jurusan Sastra Arab Jurusan Sastra Arab atau biasa disebut sebagai jurusan sastra murni–sama dengan jurusan sejenis lainnya seperti Sastra Inggris dan Indonesia–adalah jurusan yang berfokus pada pembelajaran bahasa Arab secara komprehensif. Artinya, pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab tidak hanya mencakup pada keterampilan berbahasanya, melainkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa Arab secara luas, seperti penuturnya dan masyarakat Arab itu sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab akan difokuskan pada ilmu bahasa (linguistik), sastra, dan budaya Arab. Tujuan pembelajaran yang kompleks tersebut sesuai dengan profil lulusan utama yang dicetak, yaitu menjadi sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Pada tataran praktis, contoh SDM tersebut antara lain: penerjemah, interpreter, pegiat literasi, dan diplomat. Bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab tidak hanya diajarkan sebagai keterampilan bahasa yang wajib dimiliki mahasiswanya, namun juga sebagai alat untuk memahami masyarakat Arab sebagai penutur asli, termasuk seni budaya mereka, bahkan kehidupan sosial, politik, dan ekonominya. Mata Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab Mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di setiap kampus tentu memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan yang dimaksud adalah sama-sama mengajarkan berbagai keterampilan bahasa Arab yang terdiri atas kemahiran menyimak (mahaarat al-istima’), membaca (mahaarat al-qira`ah), menulis (mahaarat al-kitaabah), dan berbicara (mahaarat al-kalaam) atau percakapan (muchaadatsah). Meskipun disajikan dalam nama mata kuliah yang berbeda, semua perguruan tinggi pasti meletakkan keempat keterampilan bahasa itu sebagai dasar pembelajaran. Persamaan lainnya adalah pada pembelajaran gramatika bahasa Arab (qawaa’id al-lughah). Ilmu paling umum dipelajari adalah Sintaksis Arab (Nahwu) dan Morfologi (Sharaf). Adapun perbedaan mata kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di berbagai kampus biasanya pada mata kuliah yang menjadi kekhasan kampus tersebut. Hal tersebut untuk mendukung profil lulusan pendukung yang ditawarkan setiap jurusan sehingga bisa jadi berbeda antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain. Contohnya, di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS), selain dari mata kuliah wajib yang telah disebut, diajarkan pula beberapa mata kuliah sebagai keterampilan tambahan untuk bekal mahasiswa setelah lulus. Di antaranya: Jurnalistik, Pengantar Hubungan Internasional, Ilmu Perpustakaan, Pengantar Ekonomi Syariah, Multimedia Arab, dan Pengajaran Bahasa Arab. Mata kuliah tambahan tersebut diberikan di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS), agar mahasiswa memiliki keterampilan tambahan di samping keterampilan wajib yang mencetak mereka sesuai profil lulusan utama, yaitu: peneliti, penerjemah, dan diplomat. Mata kuliah tambahan tersebut dapat dipilih mahasiswa agar mereka memiliki alternatif untuk mengembangkan ilmu dan kariernya kelak setelah lulus. Misalnya, bekerja sebagai wartawan, pustakawan, editor, dan sebagainya. Bahkan, lulusan rogram Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS) juga bisa menjadi tenaga pendidik, seperti guru dan dosen. Perbedaan Mata Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab Setelah dijelaskan bahwa setiap Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di berbagai perguruan tinggi memiliki persamaan dan perbedaan dalam menyajikan mata kuliahnya, selanjutnya akan dijelaskan perbedaan mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Jurusan Sastra Arab. Di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, keterampilan bahasa Arab merupakan mata kuliah wajib. Mata kuliah kebahasaan lainnya yang diajarkan di antaranya Nahwu, Sharaf, Balaghah, Linguistik, dan Sastra. Selain mata kuliah kebahasaan tersebut, mata kuliah wajib lainnya adalah mata kuliah kependidikan, seperti: Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Metode Pengajaran Bahasa Arab, Psikologi Pendidikan, Statistika Pendidikan, Desain Pembelajaran, Pengembangan Kurikulum, dan sejenisnya. Adapun di Jurusan Sastra Arab, keterampilan bahasa Arab dan mata kuliah kebahasaan yang telah disebut sebelumnya juga wajib diberikan. Hanya saja, mata kuliah kependidikan tidak diberikan secara spesifik seperti diberikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Biasanya, mata kuliah kependidikan yang diajarkan adalah mata kuliah Pengajaran Bahasa Arab yang diberikan secara umum sebagai keterampilan tambahan. Sebagai gantinya, di Jurusan Sastra Arab, pembelajaran Linguistik dan Sastra akan dieksplorasi lebih dalam dalam bentuk beberapa mata kuliah. Pembelajaran Linguistik dibagi menjadi beberapa komponen pokok, seperti Fonologi (ilmu tentang bunyi), Morfologi (ilmu tentang bentuk kata), Sintaksis (ilmu tentang susunan kalimat), Semantik (ilmu tentang makna), Pragmatik (ilmu tentang penggunaan bahasa), Sosiolinguistik, dan sebagainya. Adapun pembelajaran Sastra dibagi menjadi beberapa komponen utama, seperti Sejarah Sastra, Teori Sastra, Kritik Sastra, Puisi, Prosa, Drama, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga mata kuliah yang berhubungan dengan kebudayaan. Sebagai contoh, di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS) terdapat mata kuliah Kebudayaan Timur Tengah, Sistem Politik Timur Tengah, Kajian Lintas Budaya, dan sebagainya. Simpulan Dari penjelasan tersebut, diperoleh simpulan bahwa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Jurusan Sastra Arab sama-sama mempelajari keterampilan bahasa Arab yang mencakup keterampilan menyimak (mahaarat al-istima’), membaca (mahaarat al-qira`ah), menulis (mahaarat al-kitaabah), dan berbicara

Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil mendapatkan peringkat A dengan nilai 372 pada reakreditas Prodi yang diselenggarakan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hasil tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) BAN-PT Nomor 6114/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2020 yang ditandatangi Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, T. Basaruddin. Adapun sertifikat akreditasi berlaku sejak 30 September 2020 hingga 30 September 2025. Hasil akreditasi diumumkan setelah asesmen lapangan (AL) dilakukan secara daring pada pekan sebelumnya (21-22/9/2022). AL dipimpin oleh dua orang asesor BAN-PT, Prof. Dr. Yayan Nurbayan, M.A. dan Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A. Hasil akreditasi ini disambut dengan gembira oleh segenap sivitas Prodi Sastra Arab yang meliputi dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, dan stakeholder. Capaian nilai maksimal dalam reakreditasi Prodi ini merupakan komitmen Prodi Sastra Arab UNS untuk senantiasa meningkatkan kualitas dengan memberikan layanan pendidikan terbaik untuk para mahasiswa dan masyarakat Indonesia. [rsn]

PENTING Sertifikat peserta khusus mahasiswa baru Prodi Sastra Arab 2020 dapat diambil secara langsung (sertifikat cetak) di Kantor Prodi Sastra Arab saat situasi telah memungkinkan. Adapun untuk peserta lain (kecuali mahasiswa baru Prodi Sastra Arab 2020), berikut diberitahukan bahwa sertifikat Kuliah Umum dan Pelatihan Metodologi Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab yang diselenggarakan oleh Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 17 s.d. 18 September 2020 dapat diunduh pada tautan berikut:

Berita on line menjadi media yang cukup penting akhir-akhir ini. Ketika setiap orang sedang menunggu perkembangan berita perihal covid 19, berita on-line menjadi salah satu tujuan utama. Mengapa demikian ? karena berita on-line kini berada di genggaman. Begitu pula dengan berita berbahasa Arab, kini semakin mudah untuk diakses kapan pun dan dimana pun berada. Dengan demikian akses informasi terkait covid 19 dalam bahasa Arab akan semakin terjangkau. Pengabdian masyarakat ini mengambil tema COVID 19 IN ARABIC NEWS. Tujuan umum dan tujuan khusus yang hendak dicapai dari pengabdian masyarakat ini adalah: secara umum pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk pembangunan  manusia dan daya saing bangsa  dengan cara mengoptimalkan membaca kreatif bahasa Arab berbasis pengembangan tema dalam teks berita reportase covid 19, dan optimalisasi sistem pembelajaran DARING dalam memberikan panduan membaca berita bahasa Arab terkait covid 19. Acara ini mengambil tema besar yaitu: “Covid 19 in Arabic News”, sebuah “Pelatihan dan Workshop Strategi Membaca Berita Bahasa Arab Berbasis Media Masa On-Line”. Kegiatan ini telah dilakukan secara daring dengan menggunakan platform ZOOM oleh Tim P2M LPPM Research Group (RG) Bahasa dan Sastra Arab, Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Tim ini beranggotakan empat orang dosen prodi Sastra Arab, FIB UNS, yaitu Muhammad Yunus Anis, S.S., M.A., sebagai ketua pengabdian masyarakat, Arifuddin Lc. M.A., Afnan Arummi, SHI., M.A. dan Muhammad Farkhan Mujahidin, S.Ag. M.Ag., sebagai anggota Tim Pengabdian masyarakat dengan dibantu oleh beberapa mahasiswa Prodi Sastra Arab. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermitra dengan MAN 1 Sragen dan SMA 4 Muhammadiyah, Andong, Boyolali. Pada hari Sabtu, 19 September 2020, kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan peserta sejumlah 40 orang yang hadir secara daring melalui platform ZOOM. Untuk peserta guru bahasa Arab dari wilayah Solo Raya dan Jawa Tengah dikoordinasi oleh ibu Haryati, S.S.  (guru bahasa Arab di MAN 1 Sragen, dan ibu Rosi Dwi Sovani, S.S (guru bahasa Arab di MIN 2 Pati). Kedua guru bahasa Arab tersebut merupakan alumnus dari Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, yang ikut membantu dalam acara pelatihan ini. Adapun peserta yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta dikoordinasi oleh ibu Alistianatin Naimah, S.S (guru bahasa Arab di MTsN 6 Sleman). Di awal acara, Bapak Muhammad Farkhan Mujahidin, S.Ag. M.Ag., menjelaskan dihadapan para peserta Visi dan Misi Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya. Visi besar dari prodi Sastra Arab, FIB, UNS adalah: “Menjadi program studiyang maju, unggul, dan terpercaya di tingkat internasional dalam bidang sastra Arab, linguistik Arab, budaya Arab, dan penerjemahan Arab pada tahun 2030 yang bertumpu pada budaya nasional, terutama nilai-nilai luhur budaya Jawa”. Berlandaskan pada Visi besar prodi Sastra Arab tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk MISI prodi Sastra Arab dalam proses pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan dan kebudayaan Arab, serta diakui di tingkat internasional. Materi pertama dalam acara Pelatihan bahasa Arab tersebut diisi oleh Bapak Muhammad Yunus Anis, S.S., M.A. Menurut Anis, sebagai ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Program Pengabdian Masyarakat Penugasan Covid 19 tahun 2020 ini  menitikberatkan pada kesimpulan bahwa membaca berita menjadi salah satu media yang cukup penting dan strategis dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Dengan membaca berita bahasa Arab, kita dapat mengetahui ragam bahasa jurnalistik bahasa Arab. Membaca berita bahasa Arab juga memiliki peranan yang cukup penting dalam proses memperkaya kosa kata bahasa Arab yang up to date. Materi Kedua disampaikan oleh Bapak Afnan Arummi, SHI. M.A. Arummi menyimpulkan bahwa membaca berita bahasa Arab memiliki relasi yang cukup dekat dengan 4 maharah (ketrampilan) dasar bahasa Arab, yaitu: (1) maharah istima’, (2) maharah kalam, (3) maharah qira’ah, (4) maharah kitabah. Arummi juga menakankan strategi membaca berita bahasa Arab pada mengidentifikasi setiap kata berdasarkan analisis kategori (ism, fi’l, dan harf) dan analisis fungsi (mubtada dan khabar). Materi ketiga sebagai materi pamungkas disampaikan oleh Ustadz Arifuddin, Lc. M.A. Ustadz Arifuddin menekankan bahwa strategi dalam pembacaan berita harus memperhatikan beberapa hal berikut: (1) penggunaan intonasi yang tepat, (2) memperhatikan artikulasi, (3) volume suara yang sesuai, (4) irama atau kecepatan dalam membaca berita, (5) sikap tubuh yang tegap, (6) tatapan mata, (7) sesuai konteks antara berita formal dan berita santai, dan (8) tetap tenang saat ada kesalahan teknis.  Apabila pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan pada tahun selanjutnya maka program pengabdian ini akan diarahkan pada kemampuan menerjemahkan teks berita berbahasa Arab on-line secara tematis, baik terkait politik, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, berita bahasa Arab juga dapat dilihat dari berbagai macam kesepadanan, seperti: (1) kesepadanan leksikal, (2) kesepadanan gramatikal, (3) kesepadanan tekstual, (4) kesepadanan pragmatik, dan (5) kesepadanan semiotik. Abstrak dari kegiatan pengabdian masyarakat ini juga sudah diterima untuk dipresentasikan dalam Webinar Nasional Pengabdian Masyarakat dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat di Era New Normal 2020” pada tanggal 8 Oktober 2020 yang diselenggarakan oleh Unit Pengelola Kuliah Kerja Nyata (UPKKN) LPPM UNS. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon yang cukup baik dan aktif dari para peserta pengabdian masyarakat. Besar harapan dari para penyelenggara acara dan peserta agar kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat ikut serta dalam mengembangkan kemajuan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, khususnya di era digital ini. [MYA]

Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan kuliah umum dan pelatihan metodologi bahasa, sastra, dan budaya Arab, Kamis-Jumat (17-18/9/2020). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diisi dibagi menjadi empat sesi yang masing-masing diisi oleh para pakar. Sesi pertama adalah pelatihan metodologi Linguistik Arab yang disi oleh Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A., guru besar Universitas Gadjah Mada. Adapun sesi kedua adalah pelatihan metodologi Penerjemahan Arab diisi oleh guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Ibnu Burdah, M.A. Kedua sesi yang berlangsung Kamis (17/9/20) tersebut ditutup dengan pelatihan metodologi Sastra Arab yang diisi oleh Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. yang juga guru besar Universitas Gadjah Mada. Adapun sesi terakhir berlangsung Jumat (18/9/20) menghadirkan Dr. Yoyo, S.S., M.A., pakar Kajian Timur Tengah dari Universitas Ahmad Dahlan, yang mengisi pelatihan metodologi Budaya Arab. Kegiatan yang merupakan rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tersebut diikuti secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Meski demikian, kegiatan juga terbuka untuk umum dan diikuti peserta dari luar institusi Sastra Arab. Acara dibuka oleh Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Budaya. Pada sambutannya, Prof. Tri mengapresiasi pelaksaaan kuliah umum yang membantu mahasiswa baru mengenali program studi yang dipilihnya, Sastra Arab. “Ini kegiatan yang baik. Semoga dengan kegiatan ini, adek-adek mahasiswa baru bisa lebih mengenal Prodinya lebih baik,” ujar Prof. Tri dalam sambutannya. Pelatihan metodologi bahasa, sastra, dan budaya Arab ini diselenggarakan untuk mengenalkan ruang lingkup pembelajaran di Prodi Sastra Arab bagi mahasiswa baru dan sekaligus menambah wawasan metodologi bahasa, sastra, dan budaya Arab bagi peserta umum lainnya. “Pelatihan ini diselenggarakan agar para mahasiswa baru mendapatkan gambaran bahwa di Sastra Arab UNS, mereka akan belajar masalah-masalah bahasa, penerjemahan, sastra, dan budaya,” ungkap Kepala Prodi Sastra Arab UNS, Dr. Eva Farhah, S.S., M.A. Pembagian empat sesi pelatihan didasarkan pada peminatan yang terdapat di Prodi Sastra Arab, yaitu Linguistik, Sastra, Penerjemahan, dan Kebudayaan Timur Tengah. Peminatan tersebut dapat dipilih mahasiswa saat memasuki semester enam agar pembelajaran lebih terfokus sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pembagian peminatan ini juga merupakan salah satu unggulan Prodi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS). Pelatihan metodologi bahasa, sastra, budaya Arab ini dapat disaksikan melalui akun Youtube resmi Prodi Sastra Arab UNS, sedangkan materi pelatihan dapat diunduh melalui tautan berikut. [rsn]

Dalam rangka reakreditasi Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menyelenggarakan asesmen lapangan (AL) secara daring melalui Zoom Cloud Meeting, Senin-Selasa, (21-22/9/2020). AL virtual dilaksanakan sehubungan dengan kondisi pandemi yang tidak memungkinkan pelaksanaan AL secara tatap muka. Asesmen dipimpin dua orang asesor BAN-PT, Prof. Dr. Yayan Nurbayan, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga). Dalam pembukaan AL, Senin (21/9), Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., menyampaikan bahwa Prodi Sastra Arab memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya memiliki kerja sama internasional yang baik dan berkelanjutan, pengajaran bahasa Arab berbasis kebudayaan nasional dan lokal Jawa, dan pembelajaran yang terfokus menjadi empat peminatan, yaitu: Linguistik Arab, Sastra Arab, Penerjemahan, dan Kebudayaan Timur Tengah. Prof. Jamal juga merespons positif Angka Efisiensi Edukasi (AEE) Prodi Sastra Arab yang tinggi di atas 70%, bahkan tertinggi di Fakultas Ilmu Budaya. AEE adalah indikator yang menunjukkan angka kelulusan mahasiswa dan penyerapan lulusan oleh dunia kerja. Pelaksanaan AL berjalan baik selama dua hari. Pada penutupan AL, kedua asesor mengapresiasi tim internal Prodi dan Fakultas yang telah mempertanggungjawabkan penyusunan borang dengan baik. “Saya melihat seluruh dosen dan pimpinan fakultas juga universitas hadir. Hal tersebut menunjukkan keseriusan Prodi Sastra Arab dan UNS dalam pelaksanaan AL ini,” ujar Prof. Yayan. Selain itu, Prof. Sugeng pun memuji para dosen Prodi Sastra Arab yang relatif masih muda. “Saya lihat dosen-dosen Sastra Arab UNS masih muda-muda. Bahkan, saya lihat beberapa murid saya. Hal tersebut sangat positif karena para dosen ini yang akan membawa kemajuan untuk Prodi di masa yang akan datang,” ujar Prof. Sugeng menguatkan. Di akhir penutupan AL, Kepala Prodi Sastra Arab, Dr. Eva Farhah, S.S., M.A., Ph.D. mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan AL, baik pimpinan UNS, LPPMP, FIB, para mahasiswa, alumni, pengguna alumni, pemangku kebijakan, dan masyarakat umum. Tidak ada harapan yang lebih besar bagi seluruh civitas akademika, kecuali mendapatkan hasil AL yang maksimal, yaitu akreditasi “A” (unggul). [rsn]

Salah satu unsur penting dari Tri Dharma perguruan tinggi adalah “pengabdian masyarakat”. Kegiatan ini merupakan sebuah wadah dimana dosen dapat menerapkan gagasan-gagasan dan kajian ilmiah yang selama ini didapatkan dari hasil penelitian di kampus untuk diterapkan kepada masyarakat atau mitra pengabdian. Dengan demikian, hilirisasi hasil penelitian yang bersumber dari kampus dapat diimplementasikan secara optimal kepada masyarakat. Salah satu hasil penelitian yang diimplementasikan kepada masyarakat adalah “Pemanfaatan Korpus Al-Quran (Quranic Arabic Corpus) dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Kegiatan ini dilakukan secara daring dengan menggunakan platform ZOOM oleh Tim P2M LPPM Research Group (RG) Bahasa dan Sastra Arab, Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Tim ini beranggotakan tiga orang dosen prodi Sastra Arab, FIB UNS, yaitu Muhammad Yunus Anis, S.S., M.A., sebagai ketua pengabdian masyarakat dan Dr. Eva Farhah, S.S., M.A., dan Muhammad Farkhan Mujahidin, S.Ag. M.Ag., sebagai anggota Tim Pengabdian masyarakat dengan dibantu oleh beberapa mahasiswa Prodi Sastra Arab. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermitra dengan MAN 1 Sragen dan SMA 4 Muhammadiyah, Andong, Boyolali. Pada hari Sabtu, 12 September 2020, kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan peserta sejumlah 97 orang yang hadir secara daring melalui platform ZOOM. Untuk peserta guru bahasa Arab dari wilayah Solo Raya dan Jawa Tengah dikoordinasi oleh ibu Haryati, S.S.  (guru bahasa Arab di MAN 1 Sragen, dan ibu Rosi Dwi Sovani, S.S (guru bahasa Arab di MIN 2 Pati). Kedua guru bahasa Arab tersebut merupakan alumnus dari Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, yang ikut membantu dalam acara pelatihan ini. Adapun peserta yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta dikoordinasi oleh ibu Alistianatin Naimah, S.S (guru bahasa Arab di MTsN 6 Sleman). Menurut Anis, sebagai ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Program Pengabdian Masyarakat Mandiri Aktif tahun 2020 menitikberatkan pada kesimpulan bahwa korpus Al-Qur’an memiliki relasi yang cukup dekat dengan pembelajaran bahasa Arab pada enam hal kajian penting yaitu: (1) memperkaya kosa kata peserta didik (word by word) berlandaskan pada kosa kata yang bersumber dari Al-Qur’an, (2) mengembangkan kajian penyusunan kamus bahasa Arab, khususnya dalam bidang Leksikologi dan Leksikografi, (3) mengembangkan pembelajaran Nahwu dan Sharaf (syntactic treebank), (4) mengembangkan pembelajaran dan penelitian penerjemahan Arab, khususnya dari kajian teknik, metode dan ideologi penerjemahan, (5) mengembangkan kajian gramatika al-Qur’an, dan (6) melakukan kajian ontologi berbasis korpus al-Qur’an. Apabila pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan pada tahun selanjutnya maka program pengabdian ini akan diarahkan pada kemampuan para guru bahasa Arab dalam menyusun KORPORA (building a corpus). Setiap guru bahasa Arab setidaknya dapat menyusun korpus dan konkordansi sendiri secara mandiri, sehingga setiap guru bahasa Arab akan memiliki big data pribadi dari kajian pembelajaran bahasa Arab yang telah dilakukan, baik berupa data lisan dan tulis, seperti dalam pembelajaran percakapan bahasa Arab dan menulis kreatif bahasa Arab. Alat yang paling sederhana dalam menyusun korpus (building corpus) secara mandiri adalah AntConc dan Sketch Engine. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon yang cukup baik dan aktif dari para peserta pengabdian masyarakat. Besar harapan dari para penyelenggara acara dan peserta agar kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat ikut serta dalam mengembangkan kemajuan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, khususnya di era digital ini. [MYA]

Oleh: Hafis Muzakkir* Belajar dari Kepergian Sosok Raja yang Tidak Memiliki Keturunan dan Juga Raja Terlama yang Menjabat di Kesultanan Oman Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id atau biasa disapa Sultan Qaboos adalah salah seorang raja yang bisa dikatakan terlama di negeri Oman dan bahkan mencakup di dunia Arab. Ia, merupakan raja yang sangat dicintai rakyatnya disisi lain yang menyebabkan ia dinobatkan menjadi raja terlama. Hidup Sultan Qaboos dimulai saat ia dilahirkan pada 18 November 1940 di Salalah, Oman dari orang tua yang bernama Sa’id bin Taimur dan Mazoon Al-Mashani. Beranjak dewasa, Sultan Qaboos banyak menghabiskan waktunya di Britania Raya Inggris sebagai seorang penuntut ilmu di Akademi kemiliteran yang dilanjutkan sebagai Anggota Militer sementara di Britania Raya. Tak lama kemudian setelah itu, ia kembali ke bumi asalnya yaitu Oman pada tahun 1966. Kisah demi kisah berjalannya waktu Sultan Qaboos menjadi tahanan virtual ayahnya setelah kepulangannya dari Britania Raya atau Inggris Raya. Berawal dari hal itu Sultan Qaboos berkeinginan mengambil tahta ayahnya dalam hal kepemimpinan kerajaan Oman. Tepat pada tahun 1970 tiga tahun setelah ia dipenjara oleh ayahnya ia naik tahta dengan mengkudeta ayahnya sendiri dengan dukungan dari Inggris. Ia mengkudeta ayahnya karena pada masa pemerintahan ayahnya Oman menjadi negara yang tertututup banyak kebijakan yang tidak sesuai menurutnya. Kemudian dari naik tahtanya Qaboos negaranya dinamai sebagai Kesultanan Oman yang mana ini menjadi awal Sultan Qaboos memulai kisahnya. Lika-liku dan dinamika Sultan Qaboos tergambar sebagai kisah yang unik saat pertama kali ia menjadi Sultan di Kesultanan Oman. Ia di uji dalam segi kepemimpinan saat ia menghadapi pemberontakan bersenjata dari kaum Komunis di Yaman Selatan, yaitu Pemberontakan Dhofar. Dari kasus ini di sebut sebagai penguasa atau pemimpin kuat nan cerdas karena ia dengan cepat mengalahkan serangan tersebut atas bantuan beberapa negara. Qaboos acap kali disebut sebagai orang yang karismatik dan visioner, Qaboos juga seorang penguasa absolut dan semua suara yang berbeda pendapat dibungkamnya dengan banyaknya terobosan positif yang ia persembahkan untuk rakyat dan negaranya. Salah satu terobosan jangka panjang Qaboos yang amat sangat bermanfaat ialah membangun masjid di wilayah Bausher muhafazah Muscat pada tahun 1992. Dalam hal ini jauh sebelum itu, ia juga sudah membuat masjid sederhana di Muscat. Tahun 1992 itu ia meminta dibuatkan rancangan untuk masjid terbesar di dunia. Masjid tersebut dibuat berdasarkan seni dan arsitektur Islami yang terbaik yang bukan hanya dari satu negara atau satu tradisi Islam saja tapi dari seluruh aliran seni arsitektur keislaman. Dia pernah mendamaikan Iran dan Amerika Serikat di zaman kepemimpinan Obama. Ia mengadakan pembicaraan rahasia yang mempertemukan keduanya hingga lahir kesepakatan soal program nuklir di Iran. Letak geografis Oman yang berada di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, memungkinkan Qaboos tampil menjadi tokoh diplomatik yang bijaksana dan diperhitungkan. Ia juga menjadikan minyak dimana merupakan kekayaan di negerinya untuk memajukan Oman. Ia juga membangun jalan, rumah sakit, sekolah, dan berbagai infrastruktur modern di sepenjuru negeri untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Upaya-upaya inilah dianggap berhasil sehingga membuat sosoknya sangat dihormati. Dibalik kisahnya yang begitu menkjubkan dalam memerintah dan berkuasa di Oman, ia mempunyai keunikan yang mana ini jarang sekali dimiliki mayoritas raja-raja Arab sebelumnya. Oman ialah negara yang bersistem kerajaan dengan bentuk pemerintahan monarki absolut. Dari bentuk monarki absolut ini nantinya pasti dalam hal peralihan estafet kekuasaan harus diteruskan oleh anak cucu dari raja tersebut. Akan tetapi Kesultanan Oman berbeda ketika Sultan Qaboos menjabat sebagai raja di kesultanan Oman karena jika nantinya estafet kepemimpinan ini ingin diteruskan maka harus ada penggantinya yang merupakan anak cucu Sultan Qaboos sedangan Qaboos sendiri dikabarkan tidak memiliki anak maupun keturunan. Berangkat dari hal di atas masalah tersebut menjadi hal yang rumit di pecahkan ketika awal tahun 2020 segenap masyarakat Oman berkabung atas kepergian raja mereka yang amat dicintai. Tepat pada 10 Januari 2020 Sultan Qaboos menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan seluruh tahta kerajaan yang dulu ia miliki. Kini istilah penguasa terlama di Arab telah menjadi istilah yang akan tertulis di buku sejarah sejak kepergian Sultan Qaboos. Maka dari sinilah benar adanya bahwa yang dikatakan oleh para jurnalis dan seluruh para pemimpin negara benar benar kehilangan sosok raja bijaksana nan cerdas bagi bangsa Oman. *) Penulis adalah mahasiswa Sastra Arab angkatan 2017.

Oleh: Ritcia Antoni* Dia adalah Sultan Muhammad II, adalah Sultan Utsmani ke -7 dalam sisilah keturunan keluarga Utsman. Muhammad II memiliki gelar Al-Fatih dan Abu Al-Akhirat. Memiliki kepribadian kuat menggabungkan kekuatan dan keadilan yang membuatnya menjadi sosok legenda sejarah umat Islam yang sangat populer setelah berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel ke tangan umat muslim pada tahun 1453M. Sosok Sultan Muhammad II merupakan seorang Khilafah Utsmaniyah, memerintah hampir selama tiga puluh tahun yang diwarnai dengan kemuliaan dan kebaikan bagi kaum muslimin. Ia memiliki amanah menjadi Sultan Utsmani setelah menggantikan ayahnya Muhammad 1 yang telah wafat pada tanggal 16 Muharram 855 H, bertepatan dengan  18 Februari 1451 M. Ketika itu Muhammad II masih memiliki umur menginjak 22 tahun. Sejak masa kecilnya memiliki keunggulan dalam menyerap dan menangkap ilmu pengetahuan. Ia memiliki pengetahuan yang luas, khususnya dalam bidang Bahasa, serta memiliki kecenderungan besar terhadap buku-buku sejarah. Inilah yang membuatnya menjadi sosok seorang pemimpin pasukan muslimin yang memiliki keahlian urusan manajemen, administrasi negara, penguasaan medan dan ahli strategi perang. Keunggulan akhlaknya terhadap Syariat Islam membuatnya memiliki sikap bijaksana, pemberani, suka memberi, dan rela berkorban, demi membela akidah dan syariat. Semua itu dilakukan dengan mengharapkan pahala dari Allah. Keteguhan Hati dan Keberanian Sultan Al-Fatih terjun sendiri ke medan laga dan berperang melawan musuh dengan pedangnya sendiri. Dalam peperang di wilayah Balkan, tantara Utsmani berhadapan dengan tentara Bughanda yang bersembunyi di balik pepohonan yang rapat. Pasukan Utsmani yang melihat mocong meriam yang diarahkan dari pepohonan seketika melakukan tiarap karena posisi tertahan dari serangan mengejutkan tersebut. Kemudian sang Sultan lalu berteriak dengan lantang “Wahai pasukan Mujahidin, jadilah kalian tentara Allah, dan hendaklah ada dalam dada kalian semangat Islam yang membara”. Kemudian ia memegang tameng dan menghunuskan pedangnya, serta segera memacu kudanya ke arah paling depan tanpa menoleh kepada apapun. Tindakannya ini memunculkan semangat jihad yang membara, kemudian semua pasukan bergerak dengan gemuruh takbir menyusul komandan tertingginya tersebut. Pasukan Utsmani berhasil mempora-porandakan pasukan Bughanda serta berhasil memenangkan peperangan. Keikhlasan Sesungguhnya dalam banyak sikap yang diabadikan dalam perjalanan sejarah Sultan Al-Fatih, tampak keutamaan sikap keikhlasannya, kedalaman iman, serta akidah lurus. Dalam sebuah syair dia berkata: Niatku: Taat kepada perintah Allah, “Dan Hendaklah kalian berjihad di jalan-Nya (Al-Maidah: 35)Wa Hamasi (semangatku): Adalah mengeluarkan semua upaya untuk mengabdi pada agamaku, agama Allah.‘Azmi (tekadku): Saya akan buat orang-orang kafir bertekuk lutut dengan bala tentaraku, berkat kelembutan Allah.Jihadi (Jihadku): Adalah dengan jiwa raga dan harta benda. Lalu apa makna dunia setelah ketaatan kepada perintah Allah.Wa Tafkiri (pusat pikiranku): Terpusat pada kemenangan yang datang dari rahmat Allah.Asywaqi (Kerinduanku): Perang dan perang ratusan ribu kali untuk mendapatkan ridha Allah.Wa Raja’I (Harapanku): Adalah pertolongan Allah, dan kemenangan negara inni atas musuh-musuh Allah. Disiplin Berilmu Orang tua Sultan sudah memperhatikan dirinya sejak masa kecil. Ia tunduk akan aturan gurunya Syaikh Aaq Syamsuddin ulama ahli pada masanya. Ia mempelajari Al-Quran, hadis, fiqih, dan ilmu modern seperti berhitung, falak, sejarah, pendidikan kemiliteran, baik secara teori maupun praktik. Dampak dari pendidikan yang ia terima, tampak sekali dalam orientasi peradaban, politik dan kemiliteran. Sultan menguasai tiga bahasa dengan sangat baik yang tidak mungkin bagi seseorang yang berpendidikan di masa itu tidak menguasainya, yakni Bahasa Arab, Persia, dan Turki. Ia juga dikenal sebagai seorang penyair dan dia mengarang kumpulan puisi dalam Bahasa Turki. Menjunjung Tinggi Keadilan Sultan telah berinteraksi dengan Ahli Kitab sesuai dengan syariat Islam dan memberikan pada mereka hak-hak beragama. Ia tidak pernah melakukan perlakuan jahat pada seseorang pun dari kalangan Nasrani. Bahkan sebaliknya ia menghormati para pemimpin mereka dan berbuat baik kepada mereka. Baginya keadilan sebagai pondasi kekuasaan. Cerdas Kecerdasan Sultan Al-Fatih terlihat jelas dari ide cemerlang untuk memindahkan kapal-kapal dari pangkalan menuju wilayah Tanduk Emas. Dengan cara menarik kapal-kapal tersebut ke daratan dengan diluncurkan di atas kayu-kayu yang telah diberi minyak dan lemak. Hal ini dilakukan untuk menghindari pantauan pasukan Geneva di Galata, sedangkan jarak kedua Pelabuhan adalah sejauh tiga mil. Medan yang ia melewati bukanlah dataran rendah melainkan perbukitan, dengan taktiknya ia memberi arahan meratakan tanah kemudian menyiapkan papan kayu yang disusun dengan lapisan minyak, kemudian kapal-kapal itu ditarik dan melewati perbukitan. Pekerjaan ini merupakan ide cemerlang pada masa itu. Yang mengagumkan adalah kecepatan berfikir dan kecepatan beraksi, satu hal yang menunjukan kecerdasannya. Kemauan Kuat dan Gigih Tatkala Sultan mengirimkan utusan untuk Konstantinopel untuk menyerahkan wilayahnya dengan jaminan tidak akan mendapatkan gangguan apa-apa, Raja Konstantinopel kemudian menolak dan akan mempertahankan wilayahnya. Kemudiaan Al Fatih memberikan jawaban “Baiklah, dalam jangka waktu dekat akan ada singgasana untukku di Konstantinopel atau aku akan terkubur bersama puing-puingnya”. Sikap yang juga tampak, Ketika pasukan Byzantium membakar benteng bergerak yang terbuat dari kayu, jawaban yang Sultan katakan : “Besok akan kami buatkan empet benteng semisal itu sebagai penggantinya”. Sikap ini menunjukan kemauan keras dan kegigihan dalam mencapai apa yang menjadi targetnya. Tanpa kegigihan tersebut rencana-rencana besar sulit akan terealisasi. Sungguh banyak pelajaran yang bisa diambil dari Sultan Muhammad Al Fatih, penerapan syariat Islam dalam sebuah kepemimpinan masyarakat ataupun sebuah bangsa bisa membawa keadilan dan kesejahteraan bersama. Setiap bangsa yang berusaha menerapkan ajaran Allah yang Maha Agung akan memperoleh hasil yang agung. Dan buah dari penerapan ini adalah gampang dilihatnya pada individu-individu, pemerintah, dan negaranya. Kemenangan gemilang dalam perjalanan umat Islam akan Allah berikan kepada siapa saja yang ikhlas berbuat demi menjalankan perintah Tuhannya, demi agama, menegakkan Syariah, serta mensucikan jiwanya. Maka dari itu kemenangan tidak bisa diperoleh kecuali dari mereka yang memenuhi syarat-syaratnya, sesuai Syariat Allah dan Sunnah-Nya. *) Penulis adalah mahasiswa Sastra Arab angkatan 2017.