Perjalanan akademik dan profesional Hanifah Hikmawati membuktikan bahwa dunia literasi dapat membuka berbagai pintu kesempatan. Alumni Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2011 ini kini mengemban amanah sebagai dosen di Institut Agama Islam (IAI) Ngawi, sekaligus menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Tak hanya aktif di dunia akademik, Hanifah juga seorang penulis produktif dengan berbagai prestasi di bidang literasi. Awal Perjalanan: Tak Menyangka Menjadi Dosen Menjadi dosen bukanlah cita-cita awal Hanifah. Perjalanan akademiknya mengalir begitu saja hingga akhirnya ia terjun ke dunia pendidikan tinggi. “Tahun 2016, saya sering mengisi seminar dan bedah novel di Ngawi. Dari situ, saya dikenal dan akhirnya mendapat tawaran untuk menjadi dosen di IAI Ngawi pada 2017,” kenangnya. Di kampus ini, Hanifah bernaung di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Sejak 2021, ia juga dipercaya sebagai Sekretaris LP2M sebelum akhirnya menjabat sebagai Ketua LP2M pada 9 Januari 2025. “Tugas utama saya adalah memperbaiki sistem manajemen penelitian dan pengabdian masyarakat serta membangun kemitraan di tingkat regional, nasional, hingga internasional,” ujarnya. Manajemen Waktu dan Tantangan Akademik Sebagai dosen sekaligus pejabat struktural, Hanifah menghadapi tantangan besar dalam mengelola waktu. Namun, kecintaannya pada literasi menjadi kunci utama dalam menyeimbangkan berbagai peran yang ia jalani. “Saya merasa setiap waktu harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu, saya memanfaatkan waktu untuk menulis, membangun mitra LP2M, serta mengembangkan berbagai program berbasis masyarakat,” jelasnya. Persaingan antarperguruan tinggi di Ngawi menjadi tantangan tersendiri. “Di kanan-kiri banyak kampus PTN maupun PTS. Tantangan kami adalah menjaga eksistensi IAI Ngawi dengan strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, salah satunya melalui publikasi ilmiah, buku, dan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI),” tambahnya. Peran Sastra Arab UNS dalam Karier Hanifah mengakui bahwa bekalnya di Sastra Arab UNS sangat berperan dalam perjalanan akademiknya. Mata kuliah seperti Insya’ dan Muthala’ah membentuk keterampilannya dalam menulis dan alih bahasa. “Sejak kuliah, saya sudah suka membaca karya sastra dan mendalami sastra anak. Itu semua berkontribusi terhadap karya-karya saya yang kini telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” ungkapnya. Tak hanya sebagai akademisi, Hanifah juga memiliki usaha percetakan Mahawira dan agen BRILink yang ia rintis bersama suami pada 2020. “Kami mendirikan usaha ini dua tahun setelah menikah. Percetakan ini kami kelola dengan satu karyawan di kios nomor 6, Jalan Raya Besar Ngawi-Solo,” katanya. Prestasi dan Kiprah di Dunia Literasi Sepanjang kariernya, Hanifah telah menorehkan banyak prestasi. Ia pernah menjadi Asisten Pendidikan Agama Islam Terbaik FS UNS 2012, serta meraih berbagai penghargaan di bidang kaligrafi, puisi, cerpen, dan esai baik di tingkat nasional maupun regional. Ia juga menjadi penulis terpilih dalam berbagai program penerbitan buku anak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Balai Bahasa Jawa Timur. Pesan bagi Mahasiswa Sastra Arab UNS Bagi mahasiswa yang ingin meniti karier di dunia akademik dan literasi, Hanifah berpesan untuk terus belajar dan tidak berdiam diri dalam zona nyaman. “Harus akrab dengan tantangan, memanfaatkan peluang, dan mengelola waktu dengan baik. Jangan suka menganggur, karena hidup itu sawang sinawang,” tuturnya, mengutip pepatah Jawa. Melalui dedikasi dan kerja keras, Hanifah Hikmawati telah membuktikan bahwa lulusan Sastra Arab memiliki peluang luas di dunia akademik dan profesional. Dari dunia sastra hingga advokasi akademik, ia terus berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. [adm]
Pemimpin Muda Berkarakter: Kisah Julianto Mahasiswa Sastra Arab UNS Raih Beasiswa Rumah Kepemimpinan
Dunia perkuliahan tak hanya soal mengejar gelar. Banyak peluang menjanjikan yang bisa ditemukan, salah satunya adalah beasiswa. Beasiswa tidak hanya meringankan beban finansial, tetapi juga membuka pintu kesempatan untuk mengembangkan diri. Salah satu beasiswa yang patut diperhatikan adalah Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Beasiswa ini tidak sekadar memberikan bantuan dana pendidikan, tetapi juga menawarkan program pembinaan yang komprehensif untuk mencetak pemimpin muda yang berkarakter. Julianto, mahasiswa Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2022 sekaligus Ketua Syiar Kegiatan Islam (SKI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS tahun 2024, adalah salah satu penerima manfaat Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Kisah Julianto menginspirasi banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin mendalami ilmu agama dan kepemimpinan. Belum Sempat Belajar Bahasa Arab Ketertarikan Julianto pada Bahasa Arab bermula sejak akhir masa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, saat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), ia tidak dapat masuk ke SMA yang fokus pada Bahasa Arab. Keinginan untuk mendalami Bahasa Arab baru terwujud ketika ia kuliah di Sastra Arab UNS. Selain karena minat, Julianto memilih jurusan ini karena ingin memperdalam ilmu agama yang banyak mengacu pada kitab-kitab berbahasa Arab. Julianto dan Rumah Kepemimpinan Ia pertama kali mendengar tentang beasiswa ini dari Shoffan Mujahid, Presiden BEM UNS tahun 2022. Kebetulan, Julianto tinggal di Pesantren Mahasiswa Arroyyan, yang sering kali dikunjungi oleh Shoffan. Perkenalan dengan Shoffan inilah yang kemudian membuka jalan bagi Julianto untuk mengenal lebih jauh tentang Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Tertarik dengan program yang ditawarkan, Julianto pun memutuskan untuk mendaftar. Proses seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan tentu tidak mudah. Julianto harus melalui berbagai tahapan seleksi yang cukup ketat. Mulai dari seleksi berkas, tes tulis, hingga wawancara. Namun, dengan tekad yang kuat dan persiapan yang matang, Julianto berhasil lolos dan menjadi salah satu penerima beasiswa. Julianto merasakan banyak manfaat dari mengikuti program Beasiswa Rumah Kepemimpinan. “Yang paling terasa adalah visi misi dan arah tujuan hidup saya menjadi lebih jelas dan terarah. Saya juga paham tata cara memimpin yang baik. Selain itu, badan saya menjadi lebih bugar berkat olahraga mingguan, dan tentunya, uang saku kuliah saya juga bertambah,” ungkapnya. Tips Lolos Seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan, ada beberapa tips yang bisa kalian coba. Pertama, pahami betul tentang Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Pelajari visi misi, program pembinaan, dan segala hal yang terkait dengan beasiswa ini. Biasanya, seleksi akan mencakup tes psikologi, tes wawasan keagamaan, dan tes tahsin. Kedua, latihlah kemampuan wawancara. Meskipun sudah berlatih, rasa gugup saat wawancara tetap bisa muncul. Oleh karena itu, latihan yang konsisten sangat penting. Ketiga, persiapkan diri untuk mengikuti Seleksi Aksi Baik (SAB). SAB merupakan kegiatan sosial yang dilakukan secara tim. Untuk itu, mulailah aktif berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain sejak sekarang. Beasiswa Rumah Kepemimpinan tidak hanya memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter pemimpin yang berintegritas dan peduli terhadap sesama. Kisah Julianto membuktikan bahwa dengan kesempatan yang tepat dan usaha yang maksimal, siapa pun bisa menjadi pemimpin yang menginspirasi. [mya]
Jadi Analis Pariwisata Kemenpar, Alumni Sastra Arab UNS Rancang Strategi Wisata ke Timur Tengah
Matahari senja menyusup di antara gedung pencakar langit kawasan Monas, Jakarta Pusat. Di salah satu ruang Kementerian Pariwisata, Ramiz Ansharil Haq tengah menekuni dokumen-dokumen berbahasa Arab. Di tangannya, promosi pariwisata Indonesia untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika sedang dirancang. “Tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan berkecimpung di dunia pariwisata,” ujar alumni Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2013 ini sambil tersenyum. Sejak 2019, pria yang berdomisili di Bekasi ini mengabdikan diri sebagai analis pariwisata di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia ditempatkan di Deputi Pemasaran bagian pemasaran luar negeri, khusus menangani wilayah Timur Tengah dan Afrika. “Saya bertanggung jawab dalam perencanaan strategi, pengembangan kerja sama, dan promosi pariwisata untuk kawasan tersebut,” jelasnya. Perjalanan karier Ramiz cukup unik. Selepas kuliah, ia justru menjajal profesi jurnalis otomotif sebelum akhirnya lolos seleksi CPNS di Kementerian Pariwisata. “Saya memang senang mengambil risiko dengan mengeksplorasi ilmu-ilmu baru,” tuturnya. Meski bekerja di bidang yang tidak linear dengan latar belakang pendidikannya, Ramiz mengaku ilmu yang didapat selama kuliah Sastra Arab sangat membantu pekerjaannya saat ini. “Semua mata kuliah saling berkaitan dan menunjang, terutama ketika berhubungan dengan mitra dari Timur Tengah,” ungkapnya. Tantangan terbesar yang dihadapi Ramiz adalah ketika harus mempelajari seluk-beluk pariwisata dari nol. Namun, berkat kerja sama yang baik dengan rekan kerja dan kemampuan adaptasi yang ia miliki, tantangan tersebut dapat dilewati. “Di sinilah pentingnya soft skill. Selain penguasaan bahasa Arab, kemampuan bahasa Inggris dan public speaking sangat diperlukan dalam pekerjaan saya,” ujar penggemar memancing ini. Ramiz berpesan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan fasilitas kampus dalam mengasah soft skill. “Misalnya berlatih public speaking di UKM Oase. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru,” pesannya. Sosok Ramiz membuktikan bahwa latar belakang pendidikan bukanlah batasan dalam berkarier. Justru, kombinasi antara penguasaan bahasa Arab dan keberanian mengeksplorasi bidang baru mengantarkannya pada posisi strategis dalam memperkenalkan pariwisata Indonesia ke mata dunia. [adm]
BISARA: Bisnis Alumni dan Mahasiswa Sastra Arab
Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan bangga mempersembahkan BISARA (Bisnis Alumni dan Mahasiswa Sastra Arab)! Program ini dirancang khusus untuk mendukung dan mempromosikan usaha kreatif yang dijalankan oleh mahasiswa aktif maupun alumni Sastra Arab UNS, baik skala besar, menengah, maupun kecil. Melalui BISARA, kami berharap dapat menjadi wadah bagi pengembangan bisnis serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap usaha-usaha inovatif yang lahir dari keluarga besar Sastra Arab UNS. Apa Itu BISARA? BISARA adalah program sinergi antara Prodi Sastra Arab, mahasiswa, dan alumni dalam mempromosikan bisnis mereka melalui media sosial resmi Prodi Sastra Arab UNS. Program ini memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pelanggan, memperkuat jenama (branding), serta membangun jejaring bisnis yang lebih luas. Manfaat Bergabung dengan BISARA Siapa yang Bisa Bergabung? Syarat dan Ketentuan Cara Bergabung dengan BISARA Ayo Daftarkan Bisnis Anda! BISARA adalah langkah nyata Prodi Sastra Arab UNS untuk menciptakan komunitas yang saling mendukung dan membangun ekosistem bisnis yang kuat. Bergabunglah sekarang dan jadilah bagian dari gerakan ini! Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memperkenalkan bisnis Anda ke audiens yang lebih luas. Mari bersama-sama mendukung kreativitas dan inovasi keluarga besar Sastra Arab UNS. Hubungi kami lebih lanjut melalui:
Prodi Sastra Arab UNS Lepas Mahasiswa Magang ke 13 Instansi
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) melepas puluhan mahasiswanya untuk mengikuti program magang di 14 instansi berbeda pada Senin (13/1). Program magang yang berlangsung 30 hingga 45 hari ini mencakup instansi pemerintah, lembaga pendidikan, hingga industri penerbitan. “Kami berharap mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, wawasan, dan pengalaman profesional selama kegiatan magang berlangsung,” ujar Ketua Program Studi Sastra Arab UNS, Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. saat pelepasan mahasiswa magang di kampus UNS. Instansi yang menjadi lokasi magang tersebar di berbagai kota, meliputi Jakarta, Bandung, Cianjur, Yogyakarta, dan Solo Raya. Di Jakarta, mahasiswa akan magang di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Museum Bayt Al-Qur’an. Sementara itu, beberapa mahasiswa akan mengasah kemampuan di industri penerbitan seperti Penerbit Aqwam Media di Surakarta dan Penerbit Cordoba di Bandung. Di wilayah Solo Raya, mahasiswa akan tersebar di berbagai instansi seperti Kementerian Agama di Surakarta, Karanganyar, dan Klaten, Perpustakaan Daerah Kabupaten Karanganyar, Perpustakaan Mangkunegaran, serta Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta. “Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan atau bahkan mempelajari ilmu baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah,” tambah Reza. Sepekan sebelumnya, beberapa mahasiswa telah lebih dulu memulai magang di Balai Bahasa Yogyakarta. Beberapa kelompok magang diantarkan langsung oleh dosen pembimbing, sedangkan kelompok lainnya akan mendapat kunjungan saat monitoring berlangsung. Program magang ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa UNS. “Harapannya, mereka dapat memiliki jiwa profesional dan mengenal etika profesi selama kegiatan magang berlangsung,” pungkas Reza. [adm]
Dosen Sastra Arab UNS: Dongeng Ciptakan ‘Tabungan Bahasa’ Anak Sejak Dini
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Dosen Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. menekankan pentingnya peran sastra dalam perkembangan anak sejak dini. Hal ini disampaikannya dalam acara Jagongan yang disiarkan Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 4 Surakarta, Jumat (27/12). “Sastra harus diberikan sejak anak dilahirkan, bahkan saat masih bayi dan belum bisa berbicara. Otak anak akan merespons cerita sebagai ‘tabungan’ bahasa yang kelak akan terwujud dalam kosakata yang kaya,” ujar Reza dalam dialog yang dipandu Ali Marsudi. Menurut pakar sastra anak ini, pemberian sastra bisa dilakukan melalui beragam media, mulai dari buku konvensional hingga cerita lisan seperti dongeng dan kisah pengantar tidur. Semua bentuk sastra ini berperan penting dalam menstimulus perkembangan kognitif dan bahasa anak. “Saat organ kesiapan bicara anak sudah terbentuk, ‘tabungan bahasa’ ini akan terlihat hasilnya. Contohnya, anak menjadi lebih ekspresif dalam berbicara sejak usia tiga tahun,” jelasnya. Reza juga menyoroti peran penting kedua orang tua, terutama ayah, dalam memberikan asupan sastra kepada anak. “Indonesia termasuk negara dengan tingkat fatherless yang tinggi, di mana ayah hadir secara fisik namun perannya kurang terasa,” ungkapnya. Dalam memberikan asupan sastra, orang tua bisa memanfaatkan beragam sumber cerita. Mulai dari buku-buku modern yang kini makin variatif, hingga folklore Nusantara seperti Sangkuriang, Timun Mas, dan Malin Kundang, atau cerita rakyat Arab seperti Ali Baba, Sinbad, dan Aladdin. “Orang tua harus menjadi pencerita yang baik agar perkembangan anak berjalan optimal, baik secara intelektual maupun emosional,” pungkasnya. [adm]
Kegigihan Marchelia Menaklukkan Gelanggang Bahasa Arab
“Jadilah diri sendiri dan tunjukkan keunikanmu.” Prinsip sederhana ini mengantarkan Marchelia Nindya Fadhilah, mahasiswi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2021, meraih berbagai prestasi dari tingkat nasional hingga internasional. Di balik sosoknya yang rendah hati, Marchel—demikian ia biasa disapa—menyimpan sederet prestasi membanggakan. Prestasi teranyarnya adalah menjuarai kompetisi Qira’atul Kutub (Membaca Kitab Gundul) tingkat internasional di Universitas Muhammadiyah Surakarta awal tahun 2024. “Awalnya saya tidak menyangka bisa sampai sejauh ini,” ujar mahasiswi asal Sukoharjo ini saat dihubungi melalui Whatsapp, Rabu (27/12). Marchel mengaku semua bermula dari pengalamannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 saat ia aktif mengikuti lomba pidato bahasa Arab dan Inggris. Sepanjang tahun 2023, gadis yang gemar mengasah kemampuan bahasanya ini berhasil menjuarai lomba Taqdimul Qishah (membaca cerita bahasa Arab) tingkat nasional di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Universitas Indonesia. Prestasi ini semakin lengkap dengan keberhasilannya menjadi grand finalis debat bahasa Arab melawan Universitas Malaysia. “Kegagalan itu pasti ada. Dulu saat lomba debat, saya merasa kurang percaya diri. Tapi justru itu yang mendorong saya untuk terus berlatih,” kenang alumni Gontor Putri ini. Marchel menekankan pentingnya penguasaan kosa kata dan lahjah (pengucapan) dalam kompetisi berbahasa Arab. Mahasiswi yang juga finalis Duta Kampus UNS 2023 ini mengaku banyak terbantu dengan mata kuliah Nahwu, Sharaf, dan Muhadatsah yang memperkuat fondasi kemampuan bahasanya. “Setiap orang itu istimewa dengan caranya masing-masing. Yang penting adalah bagaimana kita menonjolkan keistimewaan itu dalam setiap kesempatan,” tutup Marchel membagikan filosofi kesuksesannya. Cerita Marchel membuktikan bahwa bakat, bila ditempa dengan kerja keras dan keberanian untuk terus mencoba, dapat mengantarkan seseorang ke pencapaian yang lebih tinggi. Prestasi internasionalnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani bermimpi besar dan mengembangkan potensi diri. [adm]
Pesan Anti Korupsi dalam Al-Hikam: Temuan Riset MBKM Sastra Arab UNS
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Kitab tasawuf Al-Hikam masih sangat relevan dipelajari di zaman modern, terutama untuk membangun nilai integritas dan upaya pendidikan anti korupsi. Hal ini mengemuka dalam Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Tim Hibah MBKM Riset 1111 Universitas Sebelas Maret (UNS), Sabtu (21/12/2024). “Al-Hikam artinya jalan, jalan menuju Allah,” jelas Alif Al-Hilal Ahmad, S.S., M.A. dalam seminar yang dihadiri 15 peserta di Ruang M.101 Gedung Mulyanto FIB UNS. Mengutip hikmah pertama dalam kitab Al-Hikam, Hilal menjelaskan, “Di antara tanda-tanda orang yang menggantungkan diri pada amalnya adalah berkurangnya harapan ketika ia terjerumus dalam kegagalan.” “Ketika seseorang bermaksiat, seketika ia ingat ada yang mengawasinya yaitu Allah, ia akan malu. Dalam keadaan seperti itu, kita diajarkan untuk tidak putus harapan atas ampunan Allah yang lebih luas dari dosa-dosa hamba-Nya,” tambahnya. Diskusi Interaktif Seminar yang diikuti mahasiswa dari berbagai program studi ini berlangsung khidmat. Muhammad Izzuddin, mahasiswa D3 DKV UNS, mengajukan pertanyaan tentang cara Al-Hikam menyikapi dan mencegah korupsi. “Orang tasawuf tidak hanya belajar mengolah zahir (yang tampak) saja, namun juga batin. Ini dalam tingkatan Ihsan, yakin bahwa apapun yang kita lakukan Allah mengawasi kita,” jelas Hilal. Metode FGD yang Inovatif Acara dilanjutkan dengan sesi FGD yang membagi peserta dalam lima kelompok. Setiap kelompok mendapat dua kertas berisi kata mutiara Al-Hikam dalam bahasa Arab dan Indonesia yang tidak sesuai, kemudian mencari pasangannya dari kelompok lain. “Kekeliruan, kelalaian, dan dosa itu dekat dengan manusia. Manusia bukan harus ‘tidak berdosa’, tapi ia harus berusaha menjauhi dosa itu,” papar salah satu kelompok dalam presentasinya. “Seminar ini membuka wawasan baru karena diikuti berbagai prodi di luar Sastra Arab,” ujar Fadiyah Husnul Ummah, salah satu peserta. Sementara Abdul Aziz M. Ilham berharap kegiatan serupa bisa berlanjut untuk memberi manfaat lebih luas. Riset yang dibimbing Dr. Muhammad Yunus Anis, S.S., M.A. ini mengkaji “Strategi dan Kualitas Terjemahan Kata Mutiara dalam Kitab Al-Hikam Karya Ibnu Athaillah As-Sakandariy” sebagai upaya pendidikan anti korupsi berbasis kajian kitab keagamaan. Tim peneliti terdiri atas tiga mahasiswa: Ahmad Juhdan Abu Bakr, Arinda Safira, dan Ikfina Izzatul Malikhah. [JUH]
Riset MBKM Sastra Arab UNS: Pembelajaran Bahasa Arab UNS Perlu Beradaptasi dengan Era Digital
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Pembelajaran bahasa Arab perlu direorientasi untuk menyesuaikan kebutuhan era industri 4.0. Hal ini mencuat dalam Focus Group Discussion (FGD) “Analisis Keterampilan Bahasa Arab di Era Industri 4.0” yang digelar Tim Riset 1068 Hibah MBKM Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (20/12/2024). Tim riset yang beranggotakan Fikri Romdhon Alghifari, Hasanah Ferawati, Julianto, Luthfiatu Azizah, dan Uzlah Alzena ini mengkaji kebutuhan pembelajaran bahasa Arab di era digital. “Rekonstruksi kurikulum pembelajaran bahasa Arab menjadi kebutuhan mendesak karena belum ada standarisasi tingkat kemahiran bahasa Arab secara internasional,” ungkap Dr. Khabibi Muhammad Luthfi, S.S., M.A. dalam diskusi yang digelar di Ruang Sidang 2 Fakultas Ilmu Budaya UNS. Khabibi menekankan perlunya mengubah pembelajaran tradisional menjadi lebih adaptif dengan kebutuhan pasar. “Mahasiswa perlu diarahkan untuk mempelajari bahasa Arab sesuai paradigma pasar kerja modern, seperti menjadi penerjemah digital, pendidik digital, jurnalis, penulis kreatif, content creator, hingga pengusaha berbasis bahasa Arab,” jelasnya. Senada dengan hal tersebut, Ali Makhsum, S.S., M.A., alumni sekaligus praktisi bisnis, menyoroti pentingnya keterampilan interdisipliner di era disrupsi media. “Dunia perkuliahan berperan penting dalam membentuk paradigma cara berpikir dan mentalitas mahasiswa saat memasuki dunia kerja,” ujarnya. Evaluasi dan Rekomendasi FGD yang dihadiri mahasiswa Sastra Arab semester 3, 5, dan 7 ini bertujuan mengevaluasi hasil riset profil lulusan dan kebutuhan keterampilan bahasa Arab dalam menghadapi perkembangan pasar kerja.“Mahasiswa perlu memutuskan apakah bahasa Arab akan digunakan sebagai objek atau alat untuk mencapai kesuksesan di dunia profesional,” tegas Ali Makhsum. Dr. Afnan Arummi S.H.I., M.A., pembimbing Tim Riset 1068, berharap hasil riset yang dilakukan kelima mahasiswanya ini bisa menjadi masukan berharga untuk pengembangan kurikulum yang lebih adaptif. “Tujuan akhirnya adalah menghasilkan lulusan yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri,” tutupnya. [FIK]
Kaprodi Sastra Arab UNS: Dinamika Timur Tengah, Lulusan Sastra Arab Kian Dibutuhkan
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Di tengah situasi geopolitik yang dinamis di kawasan Timur Tengah, peran akademisi dan lulusan Sastra Arab semakin dibutuhkan. Hal ini disampaikan Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam acara Kabar Persada Akhir Pekan di Radio Persada, Sabtu (14/12/2024). Berbicara tentang peran penting lulusan Sastra Arab, Reza menjelaskan bahwa kompetensi yang dibutuhkan tidak hanya sekadar kemampuan berbahasa. “Dunia sangat membutuhkan para akademisi dan pemikir yang tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga mendalami budaya dan pemikiran masyarakat Arab,” jelas Reza. Menurutnya, pemahaman mendalam tentang aspek sosial-budaya Arab sangat penting untuk membangun dialog antarperadaban. Tingginya kebutuhan akan lulusan Sastra Arab tercermin dari banyaknya program studi terkait yang dibuka di Indonesia. Tercatat ada 270 program studi berbasis bahasa Arab, terdiri dari 231 program Pendidikan Bahasa Arab, 38 program Sastra Arab, dan satu program Bahasa dan Kebudayaan Arab. Kompetensi Komprehensif Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Program Studi Sastra Arab UNS telah menyiapkan kurikulum yang komprehensif. “Kuliah di Sastra Arab berbeda dengan sekadar kursus bahasa. Mahasiswa tidak hanya belajar keterampilan berbahasa, tetapi juga mendalami linguistik Arab, kesusastraan Arab klasik hingga modern, sejarah peradaban Islam, dan kajian budaya Timur Tengah,” papar Reza. Kompetensi komprehensif ini membuka peluang karier yang luas. Lulusan Sastra Arab bisa menjadi peneliti, analis budaya, konsultan, hingga diplomat yang memahami kompleksitas sosial-budaya dunia Arab. Dengan bekal kompetensi tersebut, lulusan Sastra Arab memiliki peluang kerja di berbagai sektor. Peningkatan kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab ke Indonesia membuka peluang baru di sektor pariwisata. “Pengembangan destinasi wisata halal di berbagai daerah meningkatkan kebutuhan akan pemandu wisata, interpreter, dan tenaga profesional yang fasih berbahasa Arab,” jelasnya. “Bahasa Arab adalah bahasa resmi di 26 negara dan digunakan oleh lebih dari 400 juta penutur. Ini membuat prospek lulusan Sastra Arab tetap menjanjikan, baik di bidang pariwisata, diplomasi, hubungan internasional, maupun kajian kawasan Timur Tengah,” tutup Reza. [adm]