Blog

Semenjak memasuki perkuliahan semester 5, naskah kuno menjadi barang mewah yang kami cari ke sana ke mari. Filologi merupakan mata kuliah yang baru kami pelajari di jurusan Sastra Arab UNS. Di bawah bimbingan pak Reza selaku pengampu mata kuliah, kami mempelajari apa itu filologi. Mata kuliah ini tidak jauh-jauh dari naskah kuno, karena naskah kuno merupakan obyek pembelajaran filologi. Pada pertengahan semester awal, kami mendapat tugas mencari naskah kuno asli. Mahasiswa mencari naskah secara berkelompok, termasuk kelompok kami yaitu kelompok 4. Kelompok ini terdiri dari 4 anggota, di antaranya Hani, Dila, Iqbal, dan Ferro. Perjalanan Pertama Masing-masing kelompok mendata museum-museum yang akan mereka kunjungi untuk dilihat naskahnya. Mayoritas memilih museum sekitaran Solo, karena jaraknya dekat dari kampus UNS. Berhubung kami diinstruksikan untuk mengunjungi museum yang berbeda antar kelompok, maka kelompok 4 mengambil pilihan museum di luar Solo supaya tidak sama dengan kelompok lain. Kami memilih Museum Sonobudoyo Yogyakarta sebagai tempat tujuan kami mencari naskah. Hari minggu, tanggal 9 Oktober, kami berangkat ke jogja dengan KRL dan sampailah di Museum Sonobudoyo 1. Sampai di sana sudah cukup siang, di depan museum antrian terlihat mengular sangat panjang. Kami cukup terkejut, karena jarang sekali kami temui museum yang seramai ini. Maka tak butuh waktu lama kami segera menyusul antrian yang begitu panjang. Selang beberapa saat, Ferro dan Iqbal mencari informasi terkait museum ini. Alangkah terkejutnya kami, setelah mendapat informasi ternyata museum yang kami kunjungi ini tidak terdapat naskah kuno yang kami cari. “Naskahnya terdapat di perpustakaan Museum Sonobudoyo 2, dan bisa di akses di hari kerja saja” kata bapak penjaga pintu masuk museum. Dan akhirnya kami putuskan untuk mengakhiri petualangan mencari naskah di Jogja, mengingat waktu sudah sore dan museum-museum sudah tutup. Kami kembali ke Solo dengan tangan kosong. Hunting Naskah di Solo Pada pencarian selanjutnya kami memutuskan untuk mengunjungi museum di Solo dengan pertimbangan jarak yang dekat dan waktu yang terbatas. Kami memulai pencarian di Museum Keris, letaknya di Jalan Bhayangkara No. 2, Sriwedari, Laweyan, Kota Solo, pada tanggal 11 Oktober 2022. Museum ini memiliki koleksi keris dan senjata-senjata dari kerajaan Hindu sampai kerajaan Islam. Di museum ini terdapat perpustakaan di lantai 2. Sayangnya, museum ini tidak menyimpan naskah asli, tetapi hanya menyimpan naskah yang di scan dan dicetak ulang. Naskah yang dimiliki berjudul “Serat Dhapur Dhuwung”, merupakan naskah yang ditulis pada era Kerajaan Mataram Islam yang ditulis dengan aksara jawa. Naskah dengan 105 halaman ini memuat macam-macam bentuk bangun senjata keris. Selain Museum Keris, kami juga melakukan pencarian naskah di Perpustakaan Masjid Agung Keraton Surakarta, pada tanggal 12 Oktober 2022. Lalu kami menemukan naskah kuno di Perpustakaan Masjid Agung Keraton Surakarta yang ditulis dengan tulisan bahasa Arab pegon. Naskah kuno ini terdiri dari 560 halaman, 14 baris per halaman. Ditulis pada bidang kertas Eropa dan cap kertasnya terdapat garis tebal dan garis tipis, disertai gambar mahkota GR. Dalam naskah tersebut pengarangnya tidak diketahui, disebutkan dalam keterangan naskahnya bahwa pengarang merupakan Anonim. Tingkat keterbacaannya dalam naskah kuno tersebut terbilang cukup tinggi karena masih bisa di baca, meskipun ada beberapa dari naskah yang tulisannya terlihat sudah luntur. Kondisi fisik naskahnya sendiri sudah ada beberapa halaman yang berlubang akibat robek. Demikian perjalanan kelompok kami mencari naskah kuno di Solo dan Yogya. Perjalanan singkat ini tentunya menambah pengetahuan dan wawasan seputar naskah dan museum yang dikunjungi. Penulis: Hani, Dila, Iqbal, dan Ferro

Naskah tentu tidak asing bagi para khalayak umum, terutama sastrawan atau akademisi di bidang budaya. Pengertian naskah yang kami pahami, yakni karya tulis atau hasil cipta manusia yang diperoleh bisa dari tangan, ketikan, bahkan salinan menggunakan alat teknologi yang sudah berkembang pada saat ini. Selain itu, naskah dapat dikatakan ‘kuno’ atau manuskrip ketika naskah tersebut sudah berusia 50 tahun atau lebih dan ditulis menggunakan tangan manusia. Dan biasanya naskah kuno memuat informasi yang penting tentang kehidupan masyarakat di masa lampau, seperti sosial, politik, ekonomi, budaya, bahkan tentang rahasia kesehatan orang-orang dahulu.  Naskah – naskah kuno di Indonesia banyak ragam variasi penulisannya, misalnya ada yang ditulis menggunakan bahasa arab asli, ada yang menggunakan huruf Jawi (ditulis menggunakan bahasa arab tapi dibaca dengan bahasa melayu), dan ada juga yang menggunakan huruf Pegon (ditulis menggunakan bahasa arab tapi dibaca dengan berbahasa daerah). Alhamdulillah, kami dari mahasiswa Sastra Arab berkesempatan untuk mencari naskah kuno di perpustakaan atau museum – museum tertentu. Kami mendapat amanat tugas tersebut karena berkaitan dengan salah satu disiplin ilmu pada semester 5, yakni Filologi. Setelah berdiskusi panjang, maka kami pun memutuskan untuk mencari di Perpustakaan Masjid Agung Surakarta pada siang hari yang terik sekitar pukul 1.  Setibanya disana, kami menemukan beberapa naskah yang terbilang sudah cukup tua dan banyak yang mengandung tentang informasi yang penting. Informasi penting itu banyak yang menyangkut masalah tauhid, fiqih, maupun perpolitikan pada masa kejayaan Islam di tanah Arab. Misalnya pada naskah IHYĂ ‘ULŪM  ĀL-DĪN Jilid ke-6 itu bertuliskan arab pegon dengan berisikan 722 halaman yang dikarang oleh Abu Hamid Al-Ghazali. Kondisi naskah yang diterima oleh Madrasah Mambaul Ulum pada tahun 1927 tersebut sudah terbilang rapuh, ditambah halaman depan berlobang.  Selain naskah yang telah kami jelaskan tadi, naskah-naskah kuno lainnya menggunakan bahasa arab tentunya. Meskipun, pada penulisan naskah tersebut menggunakan aksara pegon dan juga beberapa rubrikasi agar dapat lebih mudah dimengerti masyarakat jawa pada masa itu, khususnya Solo.  Naskah yang terbuat dari kertas eropa tersebut mulanya digunakan oleh Susuhunan Pakubuwono IV untuk menyebarkan pengaruh Islam yang sedang berkembang pada masa itu. Sang sultan sangat memperhatikan anggaran dananya untuk belanja pegawai dan keperluan masjid termasuk naskah kuno yang ada. Sang sultan juga memerlukan naskah kuno untuk mengatur masalah ‘teknis’ tentang waktu-waktu ibadah, seperti shalat 5 waktu dan 2 hari raya.  Kami cukup puas dengan ketersediaan naskah yang ada dan kami juga  sangat mengapresiasi perawatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat maupun instansi yang bersangkutan. Ya… Walaupun, naskah yang terdapat di Perpustakaan Masjid Agung tergolong sedikit dari naskah-naskah kuno yang terdapat di seluruh penjuru Solo kami tetap bersyukur masih bisa menemukan naskah-naskah kuno sesuai dengan apa yang kita harapkan, yakni naskah kuno yang berjenis bahasa arab pegon. Penulis: Nashiruddin Dzaki Ramadhan, Nabila Wantika Maharani, Samah Afra Nuha, Shalsabila Nurmalasari, dan Zakiyatun Nur Saidah.

Salah satu pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh calon mahasiswa saat memilih jurusan-jurusan kebahasaan adalah apakah dia harus memilih jurusan pendidikan atau sastra murni. Salah satunya adalah jurusan yang berkaitan dengan bahasa Arab, kebingungan yang lumrah terjadi adalah menanyakan: apa perbedaan jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab? Pertanyaan tersebut sebetulnya wajar muncul di benak calon mahasiswa yang baru saja lulus dari Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA), atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal tersebut disebabkan tidak banyak informasi yang mereka peroleh dari pihak sekolah. Bahkan beberapa artikel di internet juga sering kali membingungkan. Namun, pertanyaan apa perbedaan jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab tentu tidak perlu mengganggu minat calon mahasiswa untuk meneruskan pendidikannya di jurusan kebahasaan. Kedua jurusan tersebut sama-sama mempelajari bahasa Arab, tetapi berbeda fokus, profil lulusan, dan porsi pembelajaran bahasa Arabnya. Berikut penjelasannya. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Sebagaimana layaknya jurusan pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab adalah jurusan yang berfokus mencetak mahasiswanya menjadi tenaga pendidik. Sebagai profil lulusan utama, mahasiswa dibekali berbagai ilmu pedagogi, yaitu ilmu mengenai pendidikan dan pengajaran. Mahasiswa dididik menguasai berbagai aspek yang diperlukan dalam pengajaran, seperti metode dan teknik mengajar, cara mendesain kurikulum, psikologi peserta didik, dan beragam hal yang berkaitan dengan proses pengajaran. Pembelajaran bahasa Arab yang diberikan tidak hanya sebagai keterampilan bahasa yang harus dimiliki mahasiswa, namun juga sebagai objek utama yang akan diajarkan mahasiswa kelak kepada peserta didik setelah mereka lulus dan menjadi pendidik. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya dapat berbahasa Arab, tetapi juga harus mampu mengajar bahasa Arab tersebut secara sistematis dalam pembelajaran di kelas. Jurusan Sastra Arab Jurusan Sastra Arab atau biasa disebut sebagai jurusan sastra murni–sama dengan jurusan sejenis lainnya seperti Sastra Inggris dan Indonesia–adalah jurusan yang berfokus pada pembelajaran bahasa Arab secara komprehensif. Artinya, pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab tidak hanya mencakup pada keterampilan berbahasanya, melainkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa Arab secara luas, seperti penuturnya dan masyarakat Arab itu sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab akan difokuskan pada ilmu bahasa (linguistik), sastra, dan budaya Arab. Tujuan pembelajaran yang kompleks tersebut sesuai dengan profil lulusan utama yang dicetak, yaitu menjadi sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Pada tataran praktis, contoh SDM tersebut antara lain: penerjemah, interpreter, pegiat literasi, dan diplomat. Bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab tidak hanya diajarkan sebagai keterampilan bahasa yang wajib dimiliki mahasiswanya, namun juga sebagai alat untuk memahami masyarakat Arab sebagai penutur asli, termasuk seni budaya mereka, bahkan kehidupan sosial, politik, dan ekonominya. Mata Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab Mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di setiap kampus tentu memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan yang dimaksud adalah sama-sama mengajarkan berbagai keterampilan bahasa Arab yang terdiri atas kemahiran menyimak (mahaarat al-istima’), membaca (mahaarat al-qira`ah), menulis (mahaarat al-kitaabah), dan berbicara (mahaarat al-kalaam) atau percakapan (muchaadatsah). Meskipun disajikan dalam nama mata kuliah yang berbeda, semua perguruan tinggi pasti meletakkan keempat keterampilan bahasa itu sebagai dasar pembelajaran. Persamaan lainnya adalah pada pembelajaran gramatika bahasa Arab (qawaa’id al-lughah). Ilmu paling umum dipelajari adalah Sintaksis Arab (Nahwu) dan Morfologi (Sharaf). Adapun perbedaan mata kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di berbagai kampus biasanya pada mata kuliah yang menjadi kekhasan kampus tersebut. Hal tersebut untuk mendukung profil lulusan pendukung yang ditawarkan setiap jurusan sehingga bisa jadi berbeda antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain. Contohnya, di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS), selain dari mata kuliah wajib yang telah disebut, diajarkan pula beberapa mata kuliah sebagai keterampilan tambahan untuk bekal mahasiswa setelah lulus. Di antaranya: Jurnalistik, Pengantar Hubungan Internasional, Ilmu Perpustakaan, Pengantar Ekonomi Syariah, Multimedia Arab, dan Pengajaran Bahasa Arab. Mata kuliah tambahan tersebut diberikan di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS), agar mahasiswa memiliki keterampilan tambahan di samping keterampilan wajib yang mencetak mereka sesuai profil lulusan utama, yaitu: peneliti, penerjemah, dan diplomat. Mata kuliah tambahan tersebut dapat dipilih mahasiswa agar mereka memiliki alternatif untuk mengembangkan ilmu dan kariernya kelak setelah lulus. Misalnya, bekerja sebagai wartawan, pustakawan, editor, dan sebagainya. Bahkan, lulusan rogram Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS) juga bisa menjadi tenaga pendidik, seperti guru dan dosen. Perbedaan Mata Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab Setelah dijelaskan bahwa setiap Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Sastra Arab di berbagai perguruan tinggi memiliki persamaan dan perbedaan dalam menyajikan mata kuliahnya, selanjutnya akan dijelaskan perbedaan mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Jurusan Sastra Arab. Di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, keterampilan bahasa Arab merupakan mata kuliah wajib. Mata kuliah kebahasaan lainnya yang diajarkan di antaranya Nahwu, Sharaf, Balaghah, Linguistik, dan Sastra. Selain mata kuliah kebahasaan tersebut, mata kuliah wajib lainnya adalah mata kuliah kependidikan, seperti: Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Metode Pengajaran Bahasa Arab, Psikologi Pendidikan, Statistika Pendidikan, Desain Pembelajaran, Pengembangan Kurikulum, dan sejenisnya. Adapun di Jurusan Sastra Arab, keterampilan bahasa Arab dan mata kuliah kebahasaan yang telah disebut sebelumnya juga wajib diberikan. Hanya saja, mata kuliah kependidikan tidak diberikan secara spesifik seperti diberikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Biasanya, mata kuliah kependidikan yang diajarkan adalah mata kuliah Pengajaran Bahasa Arab yang diberikan secara umum sebagai keterampilan tambahan. Sebagai gantinya, di Jurusan Sastra Arab, pembelajaran Linguistik dan Sastra akan dieksplorasi lebih dalam dalam bentuk beberapa mata kuliah. Pembelajaran Linguistik dibagi menjadi beberapa komponen pokok, seperti Fonologi (ilmu tentang bunyi), Morfologi (ilmu tentang bentuk kata), Sintaksis (ilmu tentang susunan kalimat), Semantik (ilmu tentang makna), Pragmatik (ilmu tentang penggunaan bahasa), Sosiolinguistik, dan sebagainya. Adapun pembelajaran Sastra dibagi menjadi beberapa komponen utama, seperti Sejarah Sastra, Teori Sastra, Kritik Sastra, Puisi, Prosa, Drama, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga mata kuliah yang berhubungan dengan kebudayaan. Sebagai contoh, di Program Studi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret (UNS) terdapat mata kuliah Kebudayaan Timur Tengah, Sistem Politik Timur Tengah, Kajian Lintas Budaya, dan sebagainya. Simpulan Dari penjelasan tersebut, diperoleh simpulan bahwa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan Jurusan Sastra Arab sama-sama mempelajari keterampilan bahasa Arab yang mencakup keterampilan menyimak (mahaarat al-istima’), membaca (mahaarat al-qira`ah), menulis (mahaarat al-kitaabah), dan berbicara

Oleh: Hafis Muzakkir* Belajar dari Kepergian Sosok Raja yang Tidak Memiliki Keturunan dan Juga Raja Terlama yang Menjabat di Kesultanan Oman Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id atau biasa disapa Sultan Qaboos adalah salah seorang raja yang bisa dikatakan terlama di negeri Oman dan bahkan mencakup di dunia Arab. Ia, merupakan raja yang sangat dicintai rakyatnya disisi lain yang menyebabkan ia dinobatkan menjadi raja terlama. Hidup Sultan Qaboos dimulai saat ia dilahirkan pada 18 November 1940 di Salalah, Oman dari orang tua yang bernama Sa’id bin Taimur dan Mazoon Al-Mashani. Beranjak dewasa, Sultan Qaboos banyak menghabiskan waktunya di Britania Raya Inggris sebagai seorang penuntut ilmu di Akademi kemiliteran yang dilanjutkan sebagai Anggota Militer sementara di Britania Raya. Tak lama kemudian setelah itu, ia kembali ke bumi asalnya yaitu Oman pada tahun 1966. Kisah demi kisah berjalannya waktu Sultan Qaboos menjadi tahanan virtual ayahnya setelah kepulangannya dari Britania Raya atau Inggris Raya. Berawal dari hal itu Sultan Qaboos berkeinginan mengambil tahta ayahnya dalam hal kepemimpinan kerajaan Oman. Tepat pada tahun 1970 tiga tahun setelah ia dipenjara oleh ayahnya ia naik tahta dengan mengkudeta ayahnya sendiri dengan dukungan dari Inggris. Ia mengkudeta ayahnya karena pada masa pemerintahan ayahnya Oman menjadi negara yang tertututup banyak kebijakan yang tidak sesuai menurutnya. Kemudian dari naik tahtanya Qaboos negaranya dinamai sebagai Kesultanan Oman yang mana ini menjadi awal Sultan Qaboos memulai kisahnya. Lika-liku dan dinamika Sultan Qaboos tergambar sebagai kisah yang unik saat pertama kali ia menjadi Sultan di Kesultanan Oman. Ia di uji dalam segi kepemimpinan saat ia menghadapi pemberontakan bersenjata dari kaum Komunis di Yaman Selatan, yaitu Pemberontakan Dhofar. Dari kasus ini di sebut sebagai penguasa atau pemimpin kuat nan cerdas karena ia dengan cepat mengalahkan serangan tersebut atas bantuan beberapa negara. Qaboos acap kali disebut sebagai orang yang karismatik dan visioner, Qaboos juga seorang penguasa absolut dan semua suara yang berbeda pendapat dibungkamnya dengan banyaknya terobosan positif yang ia persembahkan untuk rakyat dan negaranya. Salah satu terobosan jangka panjang Qaboos yang amat sangat bermanfaat ialah membangun masjid di wilayah Bausher muhafazah Muscat pada tahun 1992. Dalam hal ini jauh sebelum itu, ia juga sudah membuat masjid sederhana di Muscat. Tahun 1992 itu ia meminta dibuatkan rancangan untuk masjid terbesar di dunia. Masjid tersebut dibuat berdasarkan seni dan arsitektur Islami yang terbaik yang bukan hanya dari satu negara atau satu tradisi Islam saja tapi dari seluruh aliran seni arsitektur keislaman. Dia pernah mendamaikan Iran dan Amerika Serikat di zaman kepemimpinan Obama. Ia mengadakan pembicaraan rahasia yang mempertemukan keduanya hingga lahir kesepakatan soal program nuklir di Iran. Letak geografis Oman yang berada di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, memungkinkan Qaboos tampil menjadi tokoh diplomatik yang bijaksana dan diperhitungkan. Ia juga menjadikan minyak dimana merupakan kekayaan di negerinya untuk memajukan Oman. Ia juga membangun jalan, rumah sakit, sekolah, dan berbagai infrastruktur modern di sepenjuru negeri untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Upaya-upaya inilah dianggap berhasil sehingga membuat sosoknya sangat dihormati. Dibalik kisahnya yang begitu menkjubkan dalam memerintah dan berkuasa di Oman, ia mempunyai keunikan yang mana ini jarang sekali dimiliki mayoritas raja-raja Arab sebelumnya. Oman ialah negara yang bersistem kerajaan dengan bentuk pemerintahan monarki absolut. Dari bentuk monarki absolut ini nantinya pasti dalam hal peralihan estafet kekuasaan harus diteruskan oleh anak cucu dari raja tersebut. Akan tetapi Kesultanan Oman berbeda ketika Sultan Qaboos menjabat sebagai raja di kesultanan Oman karena jika nantinya estafet kepemimpinan ini ingin diteruskan maka harus ada penggantinya yang merupakan anak cucu Sultan Qaboos sedangan Qaboos sendiri dikabarkan tidak memiliki anak maupun keturunan. Berangkat dari hal di atas masalah tersebut menjadi hal yang rumit di pecahkan ketika awal tahun 2020 segenap masyarakat Oman berkabung atas kepergian raja mereka yang amat dicintai. Tepat pada 10 Januari 2020 Sultan Qaboos menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan seluruh tahta kerajaan yang dulu ia miliki. Kini istilah penguasa terlama di Arab telah menjadi istilah yang akan tertulis di buku sejarah sejak kepergian Sultan Qaboos. Maka dari sinilah benar adanya bahwa yang dikatakan oleh para jurnalis dan seluruh para pemimpin negara benar benar kehilangan sosok raja bijaksana nan cerdas bagi bangsa Oman. *) Penulis adalah mahasiswa Sastra Arab angkatan 2017.

Oleh: Ritcia Antoni* Dia adalah Sultan Muhammad II, adalah Sultan Utsmani ke -7 dalam sisilah keturunan keluarga Utsman. Muhammad II memiliki gelar Al-Fatih dan Abu Al-Akhirat. Memiliki kepribadian kuat menggabungkan kekuatan dan keadilan yang membuatnya menjadi sosok legenda sejarah umat Islam yang sangat populer setelah berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel ke tangan umat muslim pada tahun 1453M. Sosok Sultan Muhammad II merupakan seorang Khilafah Utsmaniyah, memerintah hampir selama tiga puluh tahun yang diwarnai dengan kemuliaan dan kebaikan bagi kaum muslimin. Ia memiliki amanah menjadi Sultan Utsmani setelah menggantikan ayahnya Muhammad 1 yang telah wafat pada tanggal 16 Muharram 855 H, bertepatan dengan  18 Februari 1451 M. Ketika itu Muhammad II masih memiliki umur menginjak 22 tahun. Sejak masa kecilnya memiliki keunggulan dalam menyerap dan menangkap ilmu pengetahuan. Ia memiliki pengetahuan yang luas, khususnya dalam bidang Bahasa, serta memiliki kecenderungan besar terhadap buku-buku sejarah. Inilah yang membuatnya menjadi sosok seorang pemimpin pasukan muslimin yang memiliki keahlian urusan manajemen, administrasi negara, penguasaan medan dan ahli strategi perang. Keunggulan akhlaknya terhadap Syariat Islam membuatnya memiliki sikap bijaksana, pemberani, suka memberi, dan rela berkorban, demi membela akidah dan syariat. Semua itu dilakukan dengan mengharapkan pahala dari Allah. Keteguhan Hati dan Keberanian Sultan Al-Fatih terjun sendiri ke medan laga dan berperang melawan musuh dengan pedangnya sendiri. Dalam peperang di wilayah Balkan, tantara Utsmani berhadapan dengan tentara Bughanda yang bersembunyi di balik pepohonan yang rapat. Pasukan Utsmani yang melihat mocong meriam yang diarahkan dari pepohonan seketika melakukan tiarap karena posisi tertahan dari serangan mengejutkan tersebut. Kemudian sang Sultan lalu berteriak dengan lantang “Wahai pasukan Mujahidin, jadilah kalian tentara Allah, dan hendaklah ada dalam dada kalian semangat Islam yang membara”. Kemudian ia memegang tameng dan menghunuskan pedangnya, serta segera memacu kudanya ke arah paling depan tanpa menoleh kepada apapun. Tindakannya ini memunculkan semangat jihad yang membara, kemudian semua pasukan bergerak dengan gemuruh takbir menyusul komandan tertingginya tersebut. Pasukan Utsmani berhasil mempora-porandakan pasukan Bughanda serta berhasil memenangkan peperangan. Keikhlasan Sesungguhnya dalam banyak sikap yang diabadikan dalam perjalanan sejarah Sultan Al-Fatih, tampak keutamaan sikap keikhlasannya, kedalaman iman, serta akidah lurus. Dalam sebuah syair dia berkata: Niatku: Taat kepada perintah Allah, “Dan Hendaklah kalian berjihad di jalan-Nya (Al-Maidah: 35)Wa Hamasi (semangatku): Adalah mengeluarkan semua upaya untuk mengabdi pada agamaku, agama Allah.‘Azmi (tekadku): Saya akan buat orang-orang kafir bertekuk lutut dengan bala tentaraku, berkat kelembutan Allah.Jihadi (Jihadku): Adalah dengan jiwa raga dan harta benda. Lalu apa makna dunia setelah ketaatan kepada perintah Allah.Wa Tafkiri (pusat pikiranku): Terpusat pada kemenangan yang datang dari rahmat Allah.Asywaqi (Kerinduanku): Perang dan perang ratusan ribu kali untuk mendapatkan ridha Allah.Wa Raja’I (Harapanku): Adalah pertolongan Allah, dan kemenangan negara inni atas musuh-musuh Allah. Disiplin Berilmu Orang tua Sultan sudah memperhatikan dirinya sejak masa kecil. Ia tunduk akan aturan gurunya Syaikh Aaq Syamsuddin ulama ahli pada masanya. Ia mempelajari Al-Quran, hadis, fiqih, dan ilmu modern seperti berhitung, falak, sejarah, pendidikan kemiliteran, baik secara teori maupun praktik. Dampak dari pendidikan yang ia terima, tampak sekali dalam orientasi peradaban, politik dan kemiliteran. Sultan menguasai tiga bahasa dengan sangat baik yang tidak mungkin bagi seseorang yang berpendidikan di masa itu tidak menguasainya, yakni Bahasa Arab, Persia, dan Turki. Ia juga dikenal sebagai seorang penyair dan dia mengarang kumpulan puisi dalam Bahasa Turki. Menjunjung Tinggi Keadilan Sultan telah berinteraksi dengan Ahli Kitab sesuai dengan syariat Islam dan memberikan pada mereka hak-hak beragama. Ia tidak pernah melakukan perlakuan jahat pada seseorang pun dari kalangan Nasrani. Bahkan sebaliknya ia menghormati para pemimpin mereka dan berbuat baik kepada mereka. Baginya keadilan sebagai pondasi kekuasaan. Cerdas Kecerdasan Sultan Al-Fatih terlihat jelas dari ide cemerlang untuk memindahkan kapal-kapal dari pangkalan menuju wilayah Tanduk Emas. Dengan cara menarik kapal-kapal tersebut ke daratan dengan diluncurkan di atas kayu-kayu yang telah diberi minyak dan lemak. Hal ini dilakukan untuk menghindari pantauan pasukan Geneva di Galata, sedangkan jarak kedua Pelabuhan adalah sejauh tiga mil. Medan yang ia melewati bukanlah dataran rendah melainkan perbukitan, dengan taktiknya ia memberi arahan meratakan tanah kemudian menyiapkan papan kayu yang disusun dengan lapisan minyak, kemudian kapal-kapal itu ditarik dan melewati perbukitan. Pekerjaan ini merupakan ide cemerlang pada masa itu. Yang mengagumkan adalah kecepatan berfikir dan kecepatan beraksi, satu hal yang menunjukan kecerdasannya. Kemauan Kuat dan Gigih Tatkala Sultan mengirimkan utusan untuk Konstantinopel untuk menyerahkan wilayahnya dengan jaminan tidak akan mendapatkan gangguan apa-apa, Raja Konstantinopel kemudian menolak dan akan mempertahankan wilayahnya. Kemudiaan Al Fatih memberikan jawaban “Baiklah, dalam jangka waktu dekat akan ada singgasana untukku di Konstantinopel atau aku akan terkubur bersama puing-puingnya”. Sikap yang juga tampak, Ketika pasukan Byzantium membakar benteng bergerak yang terbuat dari kayu, jawaban yang Sultan katakan : “Besok akan kami buatkan empet benteng semisal itu sebagai penggantinya”. Sikap ini menunjukan kemauan keras dan kegigihan dalam mencapai apa yang menjadi targetnya. Tanpa kegigihan tersebut rencana-rencana besar sulit akan terealisasi. Sungguh banyak pelajaran yang bisa diambil dari Sultan Muhammad Al Fatih, penerapan syariat Islam dalam sebuah kepemimpinan masyarakat ataupun sebuah bangsa bisa membawa keadilan dan kesejahteraan bersama. Setiap bangsa yang berusaha menerapkan ajaran Allah yang Maha Agung akan memperoleh hasil yang agung. Dan buah dari penerapan ini adalah gampang dilihatnya pada individu-individu, pemerintah, dan negaranya. Kemenangan gemilang dalam perjalanan umat Islam akan Allah berikan kepada siapa saja yang ikhlas berbuat demi menjalankan perintah Tuhannya, demi agama, menegakkan Syariah, serta mensucikan jiwanya. Maka dari itu kemenangan tidak bisa diperoleh kecuali dari mereka yang memenuhi syarat-syaratnya, sesuai Syariat Allah dan Sunnah-Nya. *) Penulis adalah mahasiswa Sastra Arab angkatan 2017.

Oleh: Kinanti Ayu Ramadhan* Virus corona menghantui penduduk bumi, penyebarannya di berbagai negara semakin bertambah. Menjaga imunitas tubuh diperlukan guna terhindar dari paparan virus corona. Menjaga kebersihan, olahraga teratur, menjaga pola makan, istirahat yang cukup, kurangi stres berlebih, serta mengonsumsi suplemen vitamin merupakan langkah dalam menjaga daya tahan tubuh. Penyebaran virus corona di berbagai dunia kian meningkat, baik dari jumlah kasus maupun korban jiwa. Larangan untuk tidak beraktivitas di luar rumah salah satu pencegahan penyebaran mata rantai Covid-19. Selain itu, menjaga imunitas tubuh yang baik akan mencegah tubuh dari infeksi virus dan bakteri.  Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio mengatakan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan imun atau daya tahan tubuh saat pandemi virus corona. Belum ditemukannya vaksin untuk mencegah virus corona, hal ini membuat masyarakat panik. Namun, masyarakat tak perlu risau, pasalnya virus ini tidak mudah masuk pada orang dengan sistem imun tubuh yang kuat. Sebenarnya ada berbagai cara meningkatkan daya tahan tubuh. Semuanya bisa langsung dipraktikkan tanpa perlu repot. Nah, buat kamu yang ingin menerapkan gaya hidup sehat, berikut cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menjaga Kebersihan Cara meningkatkan imunitas tubuh yang utama ialah dengan selalu menjaga kebersihan diri. Kulit merupakan lapiran terluar dari tubuh. Kita harus menjaga kebersihan agar kuman yang hidup dan menempel di kulit tidak ikut masuk ke dalam tubuh, atau menempel melalui makanan yang hendak dikonsumsi. Salah satu langkah yang paling mudah untuk menjaga kebersihan adalah selalu mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir dengan sabun. Contohnya, mencuci tangan sebelum makan, mengolah makanan, memasak, dan setelah menggunakan toilet. Menjaga Pola Makan Mungkin sebagian dari kamu ada yang tidak doyan makan sayur dan buah. Namun, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kamu disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Dokter juga merekomendasikan pasien untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur yang kaya nutrisi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Dengan begitu, kamu jadi tidak mudah sakit. Di dalam sayur dan buah terdapat kandungan vitamin dan mineral yang memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mampu melawan virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit.  Olahraga Teratur Cara meningkatkan daya tahan tubuh berikutnya adalah dengan berolahraga. Tidak hanya berguna untuk kesehatan, tetapi olahraga baik untuk melepas stres dan melancarkan sirkulasi darah di dalam tubuh. Namun, bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah, perlu memerhatikan kondisi tubuh dan jangan memaksakan diri. Hindari berolahraga terlalu sering, kurangi melakukan jenis olahraga yang butuh banyak energi, dan batasi durasi berolahraga. Berkonsultasi dengan dokter juga bisa menjadi salah satu langkah dalam memilih jenis olahraga yang bisa dilakukan. Dengan ini, aktivitas fisik yang dijalani akan sesuai dengan kondisi tubuh. Istirahat yang Cukup Kondisi saat ini masyarakat diwajibkan untuk bekerja di rumah. Kalau terus-terusan diforsir, tubuh jadi lelah dan rentan terkena penyakit. Demi menjaga daya tahan tubuh, sebaiknya sisihkan waktu untuk istirahat. Pastikan setiap hari tubuh mendapat kesempatan istirahat yang cukup. Jam tidur adalah yang paling penting, karena tubuh manusia dewasa setidaknya membutuhkan waktu 7-8 jam untuk tidur setiap harinya.  Kurangi Stres Berlebih Padatnya rutinitas sehari-hari tak jarang memicu stres. Misalnya seperti berpikiran lebih dalam menyelesaikan pekerjaan. Mulai sekarang hindari penyebab stres tersebut, karena sistem imun akan bekerja maksimal jika tubuh dan pikiran dalam keadaan rileks. Ada banyak cara menghilangkan stres, seperti makan coklat, meditasi, main dengan hewan peliharaan, atau menonton film. Mengonsumsi Suplemen Mengonsumsi suplemen sebagai cara meningkatkan daya tahan tubuh di tengah tingginya angka penyebaran virus corona. Suplemen bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan imunitas tubuhmu guna melengkapi pola makan sehari-hari yang mungkin kurang bernutrisi. Semakin lengkap vitamin yang ada di dalam tubuh, maka semakin prima juga sistem kekebalan tubuhmu. Biasanya, orang yang memiliki sistem imun rendah akan butuh suplemen vitamin. Tetapi, dokter juga bisa merekomendasikan suplemen vitamin lainnya sesuai kebutuhan. Tidak hanya menjaga, tetapi meningkatkan daya tahan tubuh juga penting loh. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sistem imunitas atau daya tahan tubuh memegang peran penting dalam menjaga kesehatan. Maka dari itu, kita harus menjaga imunitas tubuh supaya tidak mudah terserang penyakit, terutama terhindar dari penularan virus corona yang semakin hari semakin tinggi jumlah penderitanya. Upaya yang telah dijelaskan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini guna meningkatkan imunitas tubuh. Seseorang dengan imunitas yang rendah dianjurkan melakukan langkah-langkah tersebut. *) Penulis adalah mahasiswa Sastra Arab angkatan 2018.