Bahasa Arab berperan jauh lebih luas daripada sekadar bahasa keagamaan. Hal ini menjadi sorotan dalam forum akademik internasional bertajuk Asia in Conversation yang diselenggarakan oleh University of Wisconsin-Milwaukee (UWM), Amerika Serikat, Jumat (25/4/2025). Dalam kesempatan ini, Dr. Muhammad Yunus Anis, dosen Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, diundang secara khusus untuk mempresentasikan kajiannya tentang hubungan erat bahasa Arab dan pelestarian kearifan lokal di Asia Tenggara. Acara yang digagas oleh UWM melalui program Community Empowerment & Institutional Inclusivity, serta didukung William F. Vilas Trust, ini menghadirkan diskusi lintas disiplin untuk menggali kontribusi Asia dalam ilmu pengetahuan, sosial, seni, dan humaniora. Bahasa Arab: Jembatan Budaya dan Kearifan Lokal Dalam presentasinya berjudul Arabic and Preservation of Local Wisdom in Southeast Asia, Dr. Muhammad Yunus Anis mengungkapkan bahwa pengaruh bahasa Arab di Asia, khususnya di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, tidak hanya terlihat dalam bidang keagamaan, tetapi juga membentuk lapisan budaya dan sosial masyarakat setempat. “Bahasa Arab berperan aktif dalam mempertahankan kearifan lokal melalui teks-teks keagamaan dan tradisi literasi, terutama di komunitas Muslim,” papar Anis. Ia mencontohkan karya-karya klasik seperti Syarah Al-Hikam karya KH Sholeh Darat dari Indonesia dan Shaykh Abdullah Gangohi dari India. Karya-karya ini bukan hanya menanamkan ajaran tasawuf teosofis, tetapi juga berhasil mentransmisikan nilai-nilai lokal lewat bahasa Arab dan penerjemahannya ke dalam bahasa-bahasa setempat seperti Jawa, Melayu, dan Indonesia. Melacak Kesenjangan Riset: Arab, Asia, dan Ancaman Kepunahan Bahasa Dalam paparannya, Anis menyoroti adanya kesenjangan riset di bidang ini. “Meskipun banyak penelitian mengenai pengaruh budaya Arab di Asia, masih minim kajian yang secara khusus membahas peran bahasa Arab dalam menjaga kearifan lokal dari ancaman kepunahan budaya,” ujarnya. Isu kepunahan bahasa menjadi kekhawatiran serius di dunia linguistik. Anis mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa berkurangnya generasi penerus yang menggunakan bahasa warisan mempercepat kepunahan. Dalam konteks ini, dokumentasi teks dan pelestarian literatur berbahasa Arab–seperti teks beraksara Pegon di Indonesia–menjadi krusial. Menyatukan Bahasa, Budaya, dan Studi Lintas Disiplin Menggunakan pendekatan Systemic Functional Linguistics, Anis menganalisis struktur informasi dalam teks Syarah Al-Hikam, baik dalam bahasa aslinya (Pegon) maupun terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia. Ia menemukan bahwa penerjemahan tidak hanya mengubah bentuk bahasa, tetapi juga berdampak pada pola komunikasi antara teks dan pembacanya. Temuan ini menunjukkan bahwa penerjemahan berperan penting dalam mempertahankan kedekatan budaya, memperkaya studi sufisme, dan mendukung gerakan literasi keagamaan yang berdaya tahan di tengah modernitas. Komitmen Global untuk Pelestarian Bahasa Sebagai bagian dari langkah konkret, Anis mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, pesantren, dan lembaga riset seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendokumentasikan dan meneliti naskah-naskah Pegon. Selain itu, ia mengusulkan pentingnya penerjemahan berkualitas berbasis teori-teori teranyar dalam ilmu terjemahan untuk memperluas akses masyarakat terhadap literatur warisan ini. “Kajian terhadap naskah Pegon tidak hanya menyelamatkan teks, tetapi juga melestarikan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya,” tegas Anis. Mewakili UNS di Forum Internasional Kehadiran Dr. Muhammad Yunus Anis di forum bergengsi ini menjadi bukti kiprah UNS dalam ranah internasional. Dalam undangannya, Dr. Xin Huang, Ketua Program Women’s and Gender Studies UWM, menyebutkan bahwa partisipasi Anis diharapkan dapat memperkaya dialog akademik tentang Asia di kancah global. Dengan semangat kolaboratif dan visi global, kegiatan ini memperkuat posisi Program Studi Sastra Arab UNS sebagai pusat kajian akademik yang tidak hanya bertumpu pada teks, tetapi juga aktif mendorong pengembangan ilmu yang kontekstual, humanis, dan berbasis penguatan budaya lokal. [adm]
Pengumuman Kelulusan Peserta KKN Mandiri Internasional
Berdasarkan hasil seleksi, berikut nama-nama peserta KKN Mandiri Internasional ke Malaysia: Informasi selanjutnya terkait berkas-berkas perlu disiapkan akan disampaikan oleh Program Studi. Mahasiswa yang berminat untuk melaksanakan KKN Mandiri Internasional dengan pendanaan mandiri (self-funded) mohon menghubungi Prodi paling lambat Jumat, 25 April 2025 pukul 12.00 WIB.
Pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Internasional
Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) akan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mandiri internasional yang diselenggarakan pada: Syarat Pendaftar Deskripsi Kegiatan Biaya yang Ditanggung Biaya yang Tidak Ditanggung Kesempatan KKN Biaya Mandiri Prodi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa Prodi Sastra Arab yang tertarik mengikuti kegiatan KKN tersebut dengan biaya mandiri (self-funded) dengan syarat menyiapkan: Seleksi Seleksi peserta didasarkan pada: Bagi mahasiswa yang telah memahami syarat dan ketentuan tersebut (baik peserta yang dibiayai atau biaya mandiri), silakan mendaftarkan diri melalui formulir berikut. BATAS PENDAFTARAN Pendaftaran paling lambat Selasa, 22 April 2025 Pukul 18.00 WIB.
Studi Arab di Dunia Barat: Alumni Sastra Arab UNS Bagikan Tips dan Trik Kuliah di Kampus Top Dunia
Surakarta, Sastra Arab UNS – Pentingnya penguasaan bahasa asing, pendekatan multidisiplin, dan kesiapan menghadapi tantangan global menjadi sorotan dalam kegiatan “Alumni Mengajar” yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa (25/3/2025). Acara bertajuk Studi Arab di Dunia Barat ini menghadirkan Gun Gun Gunawan, alumni Sastra Arab angkatan 2013 yang kini menempuh studi doktoral di University of Leeds, Inggris. Melalui pertemuan daring via Zoom Cloud Meeting yang berlangsung pukul 13.00 hingga 14.30 WIB, Gun Gun Gunawan memaparkan pengalaman akademik dan kehidupan di Inggris, sembari memberikan panduan praktis bagi mahasiswa yang bercita-cita melanjutkan studi ke luar negeri. Acara ini juga dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dwi Susanto, yang menekankan pentingnya pemahaman tentang budaya dan politik Timur Tengah di tengah dinamika global saat ini. Gun Gun membagikan pengalamannya menjalani studi di Inggris, yang menurutnya menawarkan pendekatan pembelajaran interdisipliner yang seimbang. “Program studi Arab di universitas Barat tak hanya membahas bahasa dan sastra, tapi juga budaya, politik, ekonomi, dan Islam, dikaji dari berbagai perspektif ilmu sosial,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini berbeda dengan model pembelajaran di banyak negara Muslim yang masih terfokus pada pendekatan tekstual-tradisional. Ia juga menyoroti perubahan historis studi Timur Tengah di Barat, dari kepentingan kolonial di masa lalu menuju pendekatan pascakolonial yang lebih kritis dan reflektif saat ini. “Kita perlu memahami bagaimana studi ini berkembang agar tidak tertinggal dalam wacana akademik global,” tambahnya. Menurut Gun Gun, studi ke luar negeri membuka akses ke sumber daya akademik yang sangat luas. Ia menyebutkan kemudahan mengakses arsip dan manuskrip digital Timur Tengah, serta kebebasan beragama dan multikulturalisme yang ia alami di Inggris. Selain itu, ia menekankan pentingnya membangun portofolio akademik yang kuat, mengikuti lomba, terlibat dalam organisasi dan pengabdian masyarakat sebagai bekal untuk mendaftar beasiswa, seperti LPDP. “Menulis esai beasiswa harus mencerminkan kontribusi yang ingin kita berikan pada masyarakat. Jangan hanya fokus pada capaian pribadi,” tuturnya. Ia juga mendorong mahasiswa untuk mulai memperkuat kemampuan bahasa Inggris sejak dini, khususnya melalui persiapan tes IELTS dan pemanfaatan platform daring. Proses pendaftaran ke universitas top dunia, menurut Gun, harus dirancang secara matang. Hal ini mencakup pemilihan program studi, fokus riset, hingga supervisor potensial. “Jangan asal pilih kampus. Cari tahu siapa calon pembimbingnya dan apa minat risetnya,” katanya. Ia juga menyinggung tentang peluang kerja paruh waktu bagi mahasiswa internasional di Inggris sebagai strategi untuk mengatasi tingginya biaya hidup. Dalam sesi tanya-jawab, para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi, mulai dari membahas cara meningkatkan skor IELTS hingga bagaimana menulis esai beasiswa yang memikat. Diskusi ini diakhiri dengan seruan agar Program Studi Sastra Arab UNS semakin banyak menyelenggarakan sesi serupa sebagai bentuk penguatan wawasan global mahasiswa. Sebagai tindak lanjut, para mahasiswa didorong untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, aktif membangun portofolio akademik dan sosial, menelusuri peluang beasiswa seperti LPDP, serta memanfaatkan aplikasi daring untuk melatih keterampilan bahasa. Mereka juga disarankan meneliti peluang studi dan kerja paruh waktu di luar negeri, sekaligus mengusulkan lebih banyak sesi alumni mengajar di masa mendatang. Dengan menggabungkan inspirasi, pengalaman nyata, dan panduan praktis, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mempersiapkan lulusan Sastra Arab UNS menghadapi kompetisi global. Gun Gun Gunawan telah memberi contoh nyata bahwa dengan tekad, strategi, dan literasi global, mahasiswa Indonesia mampu bersaing dan berkontribusi di panggung dunia. [adm]
Menjadi Dosen dan Pegiat Literasi: Kiprah Alumni Sastra Arab UNS, Hanifah Hikmawati
Perjalanan akademik dan profesional Hanifah Hikmawati membuktikan bahwa dunia literasi dapat membuka berbagai pintu kesempatan. Alumni Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2011 ini kini mengemban amanah sebagai dosen di Institut Agama Islam (IAI) Ngawi, sekaligus menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Tak hanya aktif di dunia akademik, Hanifah juga seorang penulis produktif dengan berbagai prestasi di bidang literasi. Awal Perjalanan: Tak Menyangka Menjadi Dosen Menjadi dosen bukanlah cita-cita awal Hanifah. Perjalanan akademiknya mengalir begitu saja hingga akhirnya ia terjun ke dunia pendidikan tinggi. “Tahun 2016, saya sering mengisi seminar dan bedah novel di Ngawi. Dari situ, saya dikenal dan akhirnya mendapat tawaran untuk menjadi dosen di IAI Ngawi pada 2017,” kenangnya. Di kampus ini, Hanifah bernaung di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Sejak 2021, ia juga dipercaya sebagai Sekretaris LP2M sebelum akhirnya menjabat sebagai Ketua LP2M pada 9 Januari 2025. “Tugas utama saya adalah memperbaiki sistem manajemen penelitian dan pengabdian masyarakat serta membangun kemitraan di tingkat regional, nasional, hingga internasional,” ujarnya. Manajemen Waktu dan Tantangan Akademik Sebagai dosen sekaligus pejabat struktural, Hanifah menghadapi tantangan besar dalam mengelola waktu. Namun, kecintaannya pada literasi menjadi kunci utama dalam menyeimbangkan berbagai peran yang ia jalani. “Saya merasa setiap waktu harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu, saya memanfaatkan waktu untuk menulis, membangun mitra LP2M, serta mengembangkan berbagai program berbasis masyarakat,” jelasnya. Persaingan antarperguruan tinggi di Ngawi menjadi tantangan tersendiri. “Di kanan-kiri banyak kampus PTN maupun PTS. Tantangan kami adalah menjaga eksistensi IAI Ngawi dengan strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, salah satunya melalui publikasi ilmiah, buku, dan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI),” tambahnya. Peran Sastra Arab UNS dalam Karier Hanifah mengakui bahwa bekalnya di Sastra Arab UNS sangat berperan dalam perjalanan akademiknya. Mata kuliah seperti Insya’ dan Muthala’ah membentuk keterampilannya dalam menulis dan alih bahasa. “Sejak kuliah, saya sudah suka membaca karya sastra dan mendalami sastra anak. Itu semua berkontribusi terhadap karya-karya saya yang kini telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” ungkapnya. Tak hanya sebagai akademisi, Hanifah juga memiliki usaha percetakan Mahawira dan agen BRILink yang ia rintis bersama suami pada 2020. “Kami mendirikan usaha ini dua tahun setelah menikah. Percetakan ini kami kelola dengan satu karyawan di kios nomor 6, Jalan Raya Besar Ngawi-Solo,” katanya. Prestasi dan Kiprah di Dunia Literasi Sepanjang kariernya, Hanifah telah menorehkan banyak prestasi. Ia pernah menjadi Asisten Pendidikan Agama Islam Terbaik FS UNS 2012, serta meraih berbagai penghargaan di bidang kaligrafi, puisi, cerpen, dan esai baik di tingkat nasional maupun regional. Ia juga menjadi penulis terpilih dalam berbagai program penerbitan buku anak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Balai Bahasa Jawa Timur. Pesan bagi Mahasiswa Sastra Arab UNS Bagi mahasiswa yang ingin meniti karier di dunia akademik dan literasi, Hanifah berpesan untuk terus belajar dan tidak berdiam diri dalam zona nyaman. “Harus akrab dengan tantangan, memanfaatkan peluang, dan mengelola waktu dengan baik. Jangan suka menganggur, karena hidup itu sawang sinawang,” tuturnya, mengutip pepatah Jawa. Melalui dedikasi dan kerja keras, Hanifah Hikmawati telah membuktikan bahwa lulusan Sastra Arab memiliki peluang luas di dunia akademik dan profesional. Dari dunia sastra hingga advokasi akademik, ia terus berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. [adm]
Pemimpin Muda Berkarakter: Kisah Julianto Mahasiswa Sastra Arab UNS Raih Beasiswa Rumah Kepemimpinan
Dunia perkuliahan tak hanya soal mengejar gelar. Banyak peluang menjanjikan yang bisa ditemukan, salah satunya adalah beasiswa. Beasiswa tidak hanya meringankan beban finansial, tetapi juga membuka pintu kesempatan untuk mengembangkan diri. Salah satu beasiswa yang patut diperhatikan adalah Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Beasiswa ini tidak sekadar memberikan bantuan dana pendidikan, tetapi juga menawarkan program pembinaan yang komprehensif untuk mencetak pemimpin muda yang berkarakter. Julianto, mahasiswa Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2022 sekaligus Ketua Syiar Kegiatan Islam (SKI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS tahun 2024, adalah salah satu penerima manfaat Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Kisah Julianto menginspirasi banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin mendalami ilmu agama dan kepemimpinan. Belum Sempat Belajar Bahasa Arab Ketertarikan Julianto pada Bahasa Arab bermula sejak akhir masa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, saat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), ia tidak dapat masuk ke SMA yang fokus pada Bahasa Arab. Keinginan untuk mendalami Bahasa Arab baru terwujud ketika ia kuliah di Sastra Arab UNS. Selain karena minat, Julianto memilih jurusan ini karena ingin memperdalam ilmu agama yang banyak mengacu pada kitab-kitab berbahasa Arab. Julianto dan Rumah Kepemimpinan Ia pertama kali mendengar tentang beasiswa ini dari Shoffan Mujahid, Presiden BEM UNS tahun 2022. Kebetulan, Julianto tinggal di Pesantren Mahasiswa Arroyyan, yang sering kali dikunjungi oleh Shoffan. Perkenalan dengan Shoffan inilah yang kemudian membuka jalan bagi Julianto untuk mengenal lebih jauh tentang Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Tertarik dengan program yang ditawarkan, Julianto pun memutuskan untuk mendaftar. Proses seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan tentu tidak mudah. Julianto harus melalui berbagai tahapan seleksi yang cukup ketat. Mulai dari seleksi berkas, tes tulis, hingga wawancara. Namun, dengan tekad yang kuat dan persiapan yang matang, Julianto berhasil lolos dan menjadi salah satu penerima beasiswa. Julianto merasakan banyak manfaat dari mengikuti program Beasiswa Rumah Kepemimpinan. “Yang paling terasa adalah visi misi dan arah tujuan hidup saya menjadi lebih jelas dan terarah. Saya juga paham tata cara memimpin yang baik. Selain itu, badan saya menjadi lebih bugar berkat olahraga mingguan, dan tentunya, uang saku kuliah saya juga bertambah,” ungkapnya. Tips Lolos Seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti seleksi Beasiswa Rumah Kepemimpinan, ada beberapa tips yang bisa kalian coba. Pertama, pahami betul tentang Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Pelajari visi misi, program pembinaan, dan segala hal yang terkait dengan beasiswa ini. Biasanya, seleksi akan mencakup tes psikologi, tes wawasan keagamaan, dan tes tahsin. Kedua, latihlah kemampuan wawancara. Meskipun sudah berlatih, rasa gugup saat wawancara tetap bisa muncul. Oleh karena itu, latihan yang konsisten sangat penting. Ketiga, persiapkan diri untuk mengikuti Seleksi Aksi Baik (SAB). SAB merupakan kegiatan sosial yang dilakukan secara tim. Untuk itu, mulailah aktif berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain sejak sekarang. Beasiswa Rumah Kepemimpinan tidak hanya memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter pemimpin yang berintegritas dan peduli terhadap sesama. Kisah Julianto membuktikan bahwa dengan kesempatan yang tepat dan usaha yang maksimal, siapa pun bisa menjadi pemimpin yang menginspirasi. [mya]
Jadi Analis Pariwisata Kemenpar, Alumni Sastra Arab UNS Rancang Strategi Wisata ke Timur Tengah
Matahari senja menyusup di antara gedung pencakar langit kawasan Monas, Jakarta Pusat. Di salah satu ruang Kementerian Pariwisata, Ramiz Ansharil Haq tengah menekuni dokumen-dokumen berbahasa Arab. Di tangannya, promosi pariwisata Indonesia untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika sedang dirancang. “Tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan berkecimpung di dunia pariwisata,” ujar alumni Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2013 ini sambil tersenyum. Sejak 2019, pria yang berdomisili di Bekasi ini mengabdikan diri sebagai analis pariwisata di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia ditempatkan di Deputi Pemasaran bagian pemasaran luar negeri, khusus menangani wilayah Timur Tengah dan Afrika. “Saya bertanggung jawab dalam perencanaan strategi, pengembangan kerja sama, dan promosi pariwisata untuk kawasan tersebut,” jelasnya. Perjalanan karier Ramiz cukup unik. Selepas kuliah, ia justru menjajal profesi jurnalis otomotif sebelum akhirnya lolos seleksi CPNS di Kementerian Pariwisata. “Saya memang senang mengambil risiko dengan mengeksplorasi ilmu-ilmu baru,” tuturnya. Meski bekerja di bidang yang tidak linear dengan latar belakang pendidikannya, Ramiz mengaku ilmu yang didapat selama kuliah Sastra Arab sangat membantu pekerjaannya saat ini. “Semua mata kuliah saling berkaitan dan menunjang, terutama ketika berhubungan dengan mitra dari Timur Tengah,” ungkapnya. Tantangan terbesar yang dihadapi Ramiz adalah ketika harus mempelajari seluk-beluk pariwisata dari nol. Namun, berkat kerja sama yang baik dengan rekan kerja dan kemampuan adaptasi yang ia miliki, tantangan tersebut dapat dilewati. “Di sinilah pentingnya soft skill. Selain penguasaan bahasa Arab, kemampuan bahasa Inggris dan public speaking sangat diperlukan dalam pekerjaan saya,” ujar penggemar memancing ini. Ramiz berpesan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan fasilitas kampus dalam mengasah soft skill. “Misalnya berlatih public speaking di UKM Oase. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru,” pesannya. Sosok Ramiz membuktikan bahwa latar belakang pendidikan bukanlah batasan dalam berkarier. Justru, kombinasi antara penguasaan bahasa Arab dan keberanian mengeksplorasi bidang baru mengantarkannya pada posisi strategis dalam memperkenalkan pariwisata Indonesia ke mata dunia. [adm]
BISARA: Bisnis Alumni dan Mahasiswa Sastra Arab
Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan bangga mempersembahkan BISARA (Bisnis Alumni dan Mahasiswa Sastra Arab)! Program ini dirancang khusus untuk mendukung dan mempromosikan usaha kreatif yang dijalankan oleh mahasiswa aktif maupun alumni Sastra Arab UNS, baik skala besar, menengah, maupun kecil. Melalui BISARA, kami berharap dapat menjadi wadah bagi pengembangan bisnis serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap usaha-usaha inovatif yang lahir dari keluarga besar Sastra Arab UNS. Apa Itu BISARA? BISARA adalah program sinergi antara Prodi Sastra Arab, mahasiswa, dan alumni dalam mempromosikan bisnis mereka melalui media sosial resmi Prodi Sastra Arab UNS. Program ini memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pelanggan, memperkuat jenama (branding), serta membangun jejaring bisnis yang lebih luas. Manfaat Bergabung dengan BISARA Siapa yang Bisa Bergabung? Syarat dan Ketentuan Cara Bergabung dengan BISARA Ayo Daftarkan Bisnis Anda! BISARA adalah langkah nyata Prodi Sastra Arab UNS untuk menciptakan komunitas yang saling mendukung dan membangun ekosistem bisnis yang kuat. Bergabunglah sekarang dan jadilah bagian dari gerakan ini! Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memperkenalkan bisnis Anda ke audiens yang lebih luas. Mari bersama-sama mendukung kreativitas dan inovasi keluarga besar Sastra Arab UNS. Hubungi kami lebih lanjut melalui:
Prodi Sastra Arab UNS Lepas Mahasiswa Magang ke 13 Instansi
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) melepas puluhan mahasiswanya untuk mengikuti program magang di 14 instansi berbeda pada Senin (13/1). Program magang yang berlangsung 30 hingga 45 hari ini mencakup instansi pemerintah, lembaga pendidikan, hingga industri penerbitan. “Kami berharap mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, wawasan, dan pengalaman profesional selama kegiatan magang berlangsung,” ujar Ketua Program Studi Sastra Arab UNS, Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. saat pelepasan mahasiswa magang di kampus UNS. Instansi yang menjadi lokasi magang tersebar di berbagai kota, meliputi Jakarta, Bandung, Cianjur, Yogyakarta, dan Solo Raya. Di Jakarta, mahasiswa akan magang di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Museum Bayt Al-Qur’an. Sementara itu, beberapa mahasiswa akan mengasah kemampuan di industri penerbitan seperti Penerbit Aqwam Media di Surakarta dan Penerbit Cordoba di Bandung. Di wilayah Solo Raya, mahasiswa akan tersebar di berbagai instansi seperti Kementerian Agama di Surakarta, Karanganyar, dan Klaten, Perpustakaan Daerah Kabupaten Karanganyar, Perpustakaan Mangkunegaran, serta Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta. “Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan atau bahkan mempelajari ilmu baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah,” tambah Reza. Sepekan sebelumnya, beberapa mahasiswa telah lebih dulu memulai magang di Balai Bahasa Yogyakarta. Beberapa kelompok magang diantarkan langsung oleh dosen pembimbing, sedangkan kelompok lainnya akan mendapat kunjungan saat monitoring berlangsung. Program magang ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa UNS. “Harapannya, mereka dapat memiliki jiwa profesional dan mengenal etika profesi selama kegiatan magang berlangsung,” pungkas Reza. [adm]
Dosen Sastra Arab UNS: Dongeng Ciptakan ‘Tabungan Bahasa’ Anak Sejak Dini
SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Dosen Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum. menekankan pentingnya peran sastra dalam perkembangan anak sejak dini. Hal ini disampaikannya dalam acara Jagongan yang disiarkan Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 4 Surakarta, Jumat (27/12). “Sastra harus diberikan sejak anak dilahirkan, bahkan saat masih bayi dan belum bisa berbicara. Otak anak akan merespons cerita sebagai ‘tabungan’ bahasa yang kelak akan terwujud dalam kosakata yang kaya,” ujar Reza dalam dialog yang dipandu Ali Marsudi. Menurut pakar sastra anak ini, pemberian sastra bisa dilakukan melalui beragam media, mulai dari buku konvensional hingga cerita lisan seperti dongeng dan kisah pengantar tidur. Semua bentuk sastra ini berperan penting dalam menstimulus perkembangan kognitif dan bahasa anak. “Saat organ kesiapan bicara anak sudah terbentuk, ‘tabungan bahasa’ ini akan terlihat hasilnya. Contohnya, anak menjadi lebih ekspresif dalam berbicara sejak usia tiga tahun,” jelasnya. Reza juga menyoroti peran penting kedua orang tua, terutama ayah, dalam memberikan asupan sastra kepada anak. “Indonesia termasuk negara dengan tingkat fatherless yang tinggi, di mana ayah hadir secara fisik namun perannya kurang terasa,” ungkapnya. Dalam memberikan asupan sastra, orang tua bisa memanfaatkan beragam sumber cerita. Mulai dari buku-buku modern yang kini makin variatif, hingga folklore Nusantara seperti Sangkuriang, Timun Mas, dan Malin Kundang, atau cerita rakyat Arab seperti Ali Baba, Sinbad, dan Aladdin. “Orang tua harus menjadi pencerita yang baik agar perkembangan anak berjalan optimal, baik secara intelektual maupun emosional,” pungkasnya. [adm]