Sukoharjo, November 2025 — Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, melaksanakan kegiatan bertajuk “Penguatan Nilai Moderasi Beragama melalui Pendalaman Makna Qashidah Burdah Karya Imam al-Busiri” di Majelis Nurul Musthafa, Dusun Turisari, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah Riset dan Pengabdian Masyarakat (HRG) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh LPPM UNS.
Menjawab Tantangan Moderasi di Masyarakat
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya gejala eksklusivisme dan intoleransi dalam kehidupan beragama di tingkat masyarakat. Penguatan moderasi melalui pendekatan kultural berbasis sastra religius dinilai lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Salah satu karya yang digunakan adalah Qashidah Burdah karya Imam al-Busiri — sebuah puisi klasik berisi 160 bait yang memuji akhlak Nabi Muhammad SAW. Dalam karya ini terkandung nilai-nilai spiritual universal, seperti kasih sayang, toleransi, dan keseimbangan. “Karya klasik seperti Burdah sesungguhnya menyimpan spirit Islam wasathiyah yang relevan untuk membangun masyarakat yang damai dan berkeadaban,” ujar Dr. Suryo Ediyono, M.Hum., selaku ketua tim pengabdian.
Tahapan Kegiatan dan Keterlibatan Mitra
Rangkaian kegiatan diawali dengan koordinasi dan survei awal bersama pengurus majelis pada 19 April 2025, dilanjutkan dengan rapat pendampingan pada 3 Mei 2025 untuk menyepakati bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan utama dilakukan dalam tiga pertemuan besar pada bulan Juni 2025, yakni:
- 12 Juni 2025: Kajian tentang profil dan keteladanan Imam al-Busiri.
- 19 Juni 2025: Pembahasan isi kandungan dan fadhilah Qashidah Burdah.
- 26 Juni 2025: Pendalaman nilai-nilai moderasi beragama dalam Burdah.
Setiap pertemuan diadakan bertepatan dengan jadwal rutin Majelis Nurul Musthafa pada Kamis malam Jum’at, dan dihadiri oleh sekitar 100 jamaah aktif. Kegiatan diisi dengan ceramah interaktif, diskusi reflektif, serta evaluasi awal dan akhir (pre-test dan post-test) berdasarkan empat indikator moderasi beragama dari Kementerian Agama RI: komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan akomodasi budaya lokal.
Sebelum kegiatan, sebagian besar jamaah memahami pembacaan Qashidah Burdah sebagai ritual rutin tanpa menggali nilai-nilai moral di baliknya. Namun, setelah kegiatan, jamaah mulai memahami bahwa setiap bait dalam Burdah mengandung pesan akhlak dan spiritual yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh yang dikaji adalah bait فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فِي خَلْقٍ وَفِي خُلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُوْهُ فِي عِلْمٍ وَلَا كَرَمِ, yang menggambarkan kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW. Melalui pemaknaan bait ini, jamaah diajak untuk meneladani kelembutan dan kedermawanan beliau sebagai fondasi membangun masyarakat yang harmonis.
Capaian dan Dampak Kegiatan
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan didapatkan peningkatan pemahaman jamaah terhadap nilai moderasi beragama sebesar 72% yang diukur melalui pre-test dan post-test. Kegiatan ini juga menghasilkan perubahan perilaku sosial yang nyata. Jamaah lebih aktif dalam kegiatan sosial, lebih terbuka terhadap perbedaan pandangan, dan mengedepankan kelembutan dalam berdakwah.
Kontribusi Akademik dan Keberlanjutan
Dalam kaitannya dengan keilmuan, kegiatan ini memperkuat riset-riset terkini yang mengaitkan sastra Islam klasik dengan pendidikan karakter dan moderasi beragama. Kajian Qashidah Burdah menjadi jembatan antara teks klasik dan realitas sosial modern dengan memperlihatkan bahwa sastra Arab bukan hanya objek kajian linguistik, tetapi juga sumber nilai-nilai kemanusiaan universal.
Dr. Suryo Ediyono menegaskan, “Kegiatan ini diharapkan menjadi penggerak dalam gerakan literasi keagamaan berbasis refleksi. Kami berharap Majelis Nurul Musthafa menjadi pionir majelis yang mengajarkan nilai Islam moderat melalui sastra klasik.”
Penutup
Kegiatan pengabdian ini membuktikan bahwa Qashidah Burdah bukan hanya karya pujian kepada Nabi, melainkan juga sarana pendidikan moral dan spiritual yang efektif. Dengan pendekatan partisipatif dan reflektif, Prodi Sastra Arab FIB UNS berhasil menghidupkan kembali nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam konteks masyarakat modern, sekaligus menunjukkan bahwa sastra Arab memiliki peran strategis dalam membangun peradaban yang damai, toleran, dan berkeadaban. [hil]










