Di tahun keduanya sebagai mahasiswa program doktoral Arabic Islamic & Middle Eastern Studies di University of Leeds, Inggris, Gun Gun Gunawan membuktikan bahwa latar belakang Sastra Arab bisa membawa seseorang melangkah jauh. Pemuda asal Pangandaran yang tumbuh di lingkungan pesantren ini berhasil mengubah mimpinya menjadi kenyataan berkat beasiswa LPDP.
“Sejak kecil, saya sudah akrab dengan bahasa Arab dan sejarah Islam. Tumbuh di lingkungan pesantren membuat saya jatuh cinta dengan khazanah budaya Arab,” ungkap Gun Gun, yang merupakan alumni Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2013.
Dari Pesantren ke Kampus
Perjalanan Gun Gun dari pesantren hingga ke ruang kuliah di Inggris adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih dengan kerja keras dan tekad yang kuat. “Ketika di Aliyah, seiring bertambahnya bahan bacaan, minat saya terhadap studi bahasa dan budaya Arab semakin dalam,” kenangnya.
Sastra Arab UNS menjadi pilihan Gun Gun karena kurikulumnya. “Program studi ini tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga sastra, budaya, hingga politik yang berkaitan dengan dunia Arab dan Islam. Ini yang membedakannya dengan program studi serupa di tempat lain,” jelas alumnus angkatan 2013 ini.
Mimpi di Negeri Asing
Di balik keputusannya melanjutkan studi ke Inggris, tersimpan cita-cita besar untuk menjadi akademisi di bidang Kajian Timur Tengah. “Kajian Arab dan Islam secara akademik itu sangat menarik dan dinamis. Kita bisa melihat sisi lain dari khazanah keislaman dan Arab dengan sudut pandang yang berbeda,” tuturnya dengan mata berbinar.
Inggris, menurut Gun Gun, bukan pilihan sembarangan. “Negara ini telah menjadi pusat kajian Islam dan Timur Tengah sejak berabad-abad silam. Di sini, kita bisa belajar langsung dari para profesor ahli dan mengakses sumber pustaka yang sangat lengkap,” jelasnya.
Namun, kuliah di negeri orang tentu bukan tanpa tantangan. Gun Gun mengaku harus berjuang ekstra dengan bahasa Inggris. “Meski sudah memenuhi standar minimal IELTS, awal-awal masih perlu adaptasi untuk memahami logat lokal. Saya aktif berkomunikasi dengan mahasiswa non-Indonesia dan mengikuti forum-forum diskusi untuk melancarkan bahasa,” kenangnya.
Sistem Ph.D. di Inggris yang berbasis riset mandiri juga menuntut disiplin tinggi. “Tidak ada mata kuliah, kita dituntut melakukan riset mandiri di bawah bimbingan supervisor. Kalau malas, bisa sulit lulus karena penilaian hanya dari hasil riset,” jelasnya. Untuk mengatasi ini, Gun Gun rutin mengikuti kelas-kelas S-1 dan training akademik untuk menambah pengetahuan.
UNS sebagai Batu Loncatan
Gun Gun mengakui peran besar Sastra Arab UNS dalam pencapaiannya. “Perkuliahan di Sastra Arab adalah starting point kehidupan akademik saya. Di sini saya mulai mengenal aktivitas ilmiah dan kepenulisan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Pengalaman mengikuti program pertukaran ke Mesir dan konferensi internasional di Malaysia saat kuliah menjadi modal berharga. “Aktivitas-aktivitas ini sangat membantu saat menulis esai personal statement dan rencana kontribusi untuk beasiswa LPDP,” tambahnya.
Berkontribusi untuk Negeri
Meski jauh di negeri orang, Gun Gun tidak melupakan tanah kelahirannya. “Sejak lulus dari UNS, saya sudah membantu di pesantren keluarga. Setelah lulus nanti, selain menjadi akademisi, saya ingin mengembangkan pesantren di kampung halaman,” ujarnya mantap.
Kepada mahasiswa Sastra Arab, Gun Gun berpesan untuk menikmati proses. “Kuliah di Sastra Arab bisa mengantarkan teman-teman jadi apapun. Lihat saja alumni kita yang berkiprah di berbagai sektor, dari diplomat, ASN kementerian, hingga wirausahawan,” ujarnya.
“Gali potensi diri dan aktif dalam pengembangan diri. Ikut organisasi, kompetisi, dan kegiatan internasional. Proaktif mencari peluang dan senantiasa tanggap dengan dinamika perkembangan zaman,” tegas Gun Gun.
Di perpustakaan University of Leeds yang megah, Gun Gun kembali membuka lembar demi lembar buku kajiannya. Sosoknya adalah bukti nyata bahwa gelar Sastra Arab bisa menjadi tiket untuk menggapai mimpi setinggi langit, bahkan hingga ke negeri Ratu Elizabeth.
“Jangan pernah takut bermimpi besar. Sastra Arab UNS telah membuktikan mampu melahirkan lulusan yang bisa bersaing di kancah internasional,” pungkasnya penuh optimisme. [adm]