Menjadi mahasiswa bukan hanya tentang belajar di kelas dan mengerjakan tugas. Lebih dari itu, dunia perkuliahan menawarkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan diri, salah satunya adalah melalui lomba. Brillian Najwa Nayantaka, mahasiswa jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2021, telah beberapa kali meraih juara dalam lomba Qira’atusy Syi’r. Dengan penghayatan yang mendalam, mahasiswa asal Karanganyar ini mampu membawakan puisi-puisi Arab dengan begitu memukau. Dari Kegagalan Menuju Kesuksesan Perjalanan alumni SMA Negeri 1 Karanganyar yang satu ini dalam dunia perlombaan tidak selalu mulus. “Soalnya dulu pernah ikut lomba Taqdimul Qishshah tapi nggak juara. Terus coba ikut lomba Qira’atusy Syi’r,” ungkap Brillian. Siapa sangka, bakatnya di bidang ini justru bersinar terang. Sejak saat itu, Brillian semakin tertarik untuk mengikuti berbagai lomba Qira’atusy Syi’r lainnya dan terus mendapatkan juara. Brillian mampu mendapatkan hingga 3 kejuaraan di lomba Qira’atusy Syi’r. Adapun berbagai kejuaraan tersebut, yaitu: · Juara 2 Gelanggang Kreasi Dunia Arab Berprestasi (Gradasi) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023 · Juara 1 Arabic Fair UNS Tahun 2023 · Juara 3 Arabic Fair UNS Tahun 2024 Tips Jitu Menang Lomba Qira’atus Syi’ir ala Brillian Rahasia kemenangan dalam lomba Qira’atusy Syi’r ternyata tidak hanya terletak pada penghayatan puisi semata. “Sebenarnya dalam lomba Qira’atusy Syi’r itu Aku menerapkan prinsip teater yang kudapat selama menjadi aktor di Oase & Wiswakarman. Jadi, enggak cuma penyampaian puisi dengan penghayatan, tapi Aku juga menambahkan unsur teatrikal, ya dramatisasi itu tadi,” ungkapnya. Selain itu, penguasaan makhraj (tempat keluarnya huruf) yang baik juga menjadi kunci utama. “Kalau mata kuliah yang mendukung menurutku Istima’ II karena waktu itu ada sekali praktik pembacaan syair, sama ‘Arudh wa Qawafi,” tambahnya. [mya]
Eropa di Ujung Nada: Perjalanan Adam Muzaki dengan Voca Erudita UNS
Berkunjung ke luar negeri mungkin menjadi impian bagi sebagian orang. Terdapat banyak cara untuk merealisasikannya. Ada yang merealisasikannya dengan melanjutkan kuliah atau mencari pekerjaan di negara orang. Ada juga yang mewujudkannya melalui jalur kompetisi. Ya, berkompetisi di panggung internasional bisa menjadi pintu kesempatan untuk berkunjung ke luar negeri. Adam Muzaki, mahasiswa Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS), membuktikannya. Siapa sangka, mahasiswa sastra ini berhasil menginjakkan kaki di Eropa melalui jalur kompetisi paduan suara. Tahun lalu, ia berkesempatan untuk mengikuti kompetisi di dua ajang internasional di dua negara berbeda, yaitu di Spittal an der Drau, Austria dan Praha, Republik Ceko. Perjalanan Adam Bersama Voca Erudita UNS Perjalanan Adam menuju panggung internasional dimulai ketika ia bergabung dengan Voca Erudita UNS, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) paduan suara di kampusnya. “Aku kebetulan angkatan 2021, ikut Voca Erudita semenjak pembukaan recruitment di tahun aku masih maba,” ungkap Adam. Jika dihitung hingga saat ini, Adam telah aktif berkontribusi dalam kegiatan Voca Erudita selama kurang lebih tiga tahun. Mulai Ikut Kompetisi Adam telah terlebih dahulu merasakan kompetisi di tingkat nasional sebelum berkompetisi di Eropa. “Kalau tahun sebelumnya pernah ikut kompetisi paduan suara, cuman levelnya di nasional aja mewakili UNS. Satya Dharma Gita Choir Festival tahun 2023 di Semarang,” cerita Adam. Lalu di awal tahun 2024, Voca Erudita membuka audisi untuk ajang internasional. “Saat itu Voca Erudita memang sedang mencari atau mengaudisi orang untuk mengikuti kompetisi internasional ke Eropa. Karena memang ada audisi untuk ikut kompetisi itu dan juga merupakan event tahunannya Voca Erudita,” ungkap Adam. Kebetulan, Adam memang memiliki keinginan untuk berkompetisi lagi dan merasa tertarik dengan kesempatan ini. Ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada orang tuanya hingga akhirnya diizinkan dengan beberapa ketentuan. Ia lantas mengikuti audisi hingga lolos untuk ikut serta dalam kompetisi di Eropa. Tidak Hanya Berkompetisi Saja Adam dan tim Voca Erudita tidak hanya berkompetisi. Selama kurang lebih dua minggu di Eropa, mereka juga berkesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan non-lomba yang tak kalah berharga. “Kebetulan memang minggu pertama kita ikut agenda kompetisi yang di Praha, terus minggu yang kedua kita ikut agenda kompetisi yang di Spittal. Kalau agenda lombanya doang itu 2-3 hari lah masing-masing kompetisi itu, tapi memang ada agenda tambahan yang bentuknya bukan perlombaan kayak misi budaya dan lain-lain gitu,” jelas Adam. Misi budaya ini menjadi kesempatan bagi Adam dan rekan-rekan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, mengenal lebih dekat dengan budaya mereka, dan kegiatan kebudayaan yang lainnya. Membawa Pulang Prestasi Gemilang Tak hanya pengalaman berharga, Adam dan tim Voca Erudita juga berhasil membawa pulang piala kemenangan ke Indonesia. “Alhamdulillah kita bisa bawa piala ke Indonesia, di dua kompetisi itu alhamdulillahnya juara dua-duanya,” ujar Adam dengan bangga. Sementara prestasi yang diraih Voca Erudita dalam dua kompetisi di Eropa, yaitu: Kesan Tak Terlupakan “Wahh pastinya tidak pernah menyangka, bersyukur, dan bangga juga dipercaya ikut kompetisi ke luar negeri dengan segala pahit manisnya, nangis ketawanya (banyak nangisnya malahan wkwk), suka duka proses selama itu,” ungkap Adam.Perjalanan ini sangat berkesan baginya karena tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa menginjakkan kaki di Eropa, benua yang menjadi sumber perkembangan musik. “Jadi deg-degan juga sih,” kata Adam. Ada Yang Mau Ikutan? Adam menekankan pentingnya ketekunan dan keberanian untuk mencoba. “Kalau dariku sih intinya ketekunan dan jangan pernah ragu untuk mencoba. Dengan latar belakang akademik kita di kampus, apalagi Sastra Arab, itu bukan menjadi batasan untuk berprestasi di bidang lain,” tegas Adam. “Justru kita diuntungkan karena belajar sastra dan bahasa menjadikan kita punya kepekaan dalam memahami ekspresi atau makna yang bisa diterapin juga di seni yang lain,” lanjutnya. Terakhir, Adam berpesan untuk menikmati proses dan tidak hanya fokus pada hasil akhir. “Intinya itu aja sih ketekunan mau belajar juga, dan jangan hanya fokus pada hasil akhir tapi dinikmati prosesnya karena pasti pengalaman dan kebersamaan di dalamnya sangat berharga,” pungkasnya. Adam telah membuktikan bahwa batasan hanyalah ilusi. Minat dan bakatnya yang mampu mengantarkannya pada kesempatan emas untuk berkompetisi di level internasional membuktikan bahwa mimpi bisa diraih melalui berbagai jalan. Kini, giliranmu untuk berani bermimpi, berani mencoba, dan berani meraih bintang-bintang impianmu. Siapa tahu, panggung internasional sudah menantimu. [mya]