Tim Pengabdian pada Masyarakat riset grup Islam dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Selasa, 22 September 2020 telah melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat bertema “ Sosialisasi Urgensi Pencegahan Paham Takfiri ” . Sasaran kegiatan pengabdian adalah siswa siswi sekolah menengah atas yang aktif dan bergerak di dalam organisasi kerohanian Islam (Rohis) SMA N 1 Karanganom Klaten. Kegiatan daring yang diikuti sekitar 50 siswa, guru pembina Rohis dan tim pengabdi dari UNS yang terdiri dari Muhammad Farkhan, Muhammad Rosyid Ridho, Yeni Lutfiyah, Irfan, dan Hasyim merupakan langkah awal dalam pembinaan ideologi agama lewat lembaga pendidikan menengah.

Tujuan pengabdian adalah memberikan sosialisasi tentang paham keagamaan, yaitu bagaimana paham-paham keagamaan yang berkembang sekarang ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang positif maupun negatif, selain itu sosialisasi dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mencegah masuknya paham-paham yang dirasa akan menganggu ketentraman beragama di tengah masyarakat khususnya di sekolah-sekolah.

Alasan pemilihan objek sosialisasi di sekolah adalah karena selama ini paham-paham keagamaan yang dianggap berbahaya seringkali menyusup ke dalam organisasi keagamaan sekolah, khususnya siswa yang dianggap masih remaja di mana usia remaja yang sedang tumbuh semangat ideologi akan mudah untuk diindoktrinasi. biasanya cara kerja kelompok yang berkepentingan di dalam menyebarkan paham yang dianggap berbahaya itu dilakukan lewat upaya mempengaruhi sebagian siswa dengan cara menyusupkan ideologi maupun paham lewat gerakan terselubung melalui media sosial sebagai alat komunikasi dan melakukan pertemuan kajian di luar jam belajar, tempat yang mudah dijangkau adalah di rumah-rumah.

Mengapa sosialisasi ini penting dilakukan adalah karena di dalam sejarahnya paham takfiri merupakan salah satu paham yang muncul sebagai ideologi garis keras yang berasal dari pandangan kaum Khawarij, Gerakan kaum Khawarij yang muncul di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan prinsip-prinsipnya yang radikal inilah kemudian dijadikan contoh sebagai gerakan fundamentalisme klasik dalam sejarah Islam dan juga menandai terbentuknya gejala takfirisme (takfiriyah) dalam Islam. Suatu doktrin yang mengkafirkan sesama muslim yang berbeda dengan mereka, bahkan sampai menghalalkan darahnya. Mulai dari mengkafirkan orang-orang yang tak sepaham (takfir) sampai melakukan pembunuhan terhadap musuh yang tidak seideologi dengannya.

Menurut Quraisy Shihab orang-orang Khawarij ini justru bersikap keras terhadap saudara seislam yang bukan dari kelompoknya, sementara terhadap kelompok non muslim justru dihormati karena mereka berpegang pada ajaran bahwa jika ada seorang musyrik meminta perlindungan maka wajib bagi orang muslim untuk melindunginya. Mereka juga memiliki prinsip bahwa siapa yang tidak sama dengan mereka, maka ia adalah musuh. Mereka memaksakan kehendak untuk berprinsip sama dengan mereka, jika tidak mau maka disebut kafir.

Prinsip dan pandangan seperti inilah yang dikhawatirkan akan menganggu sikap sosial dan pola keberagamaan di dalam masyarakat kita, di mana masyarakat yang sudah tenang dan tentram dengan cara-caranya menjalankan agamanya tiba-tiba dipengaruhi pemahaman baru yang mengejutkan, ketenangan hidup beragama seketika berubah karena munculnya tuduhan-tuduhan terhadap keluarga, kerabat, tetangga dan saudara-saudaranya sebagai kafir, keliru dalam beragama, sehingga menimbulkan kesenjangan, ketidakenakan dalam hubungan sosial.

Harapan dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar siswa-siswi tidak mudah dipengaruhi oleh paham-paham baru, mereka mendapatkan pengetahuan sosial agama secara inklusif, praktis, dan segera tersadarkan akan munculnya jenis-jenis paham keagamaan yang dinilai membahayakan kehidupan sosial keagamaan, selain dari pada itu sosialisasi ini juga ditujukan untuk bisa mempererat hubungan kerjasama dan silaturrahmi baik secara individu maupun kelembagaan, yaitu antara staf tenaga pendidik, guru dan siswa maupun institusi dalam hal ini Universitas Sebelas Maret dengan sekolah, baik di tingkat atas, menengah, maupun dasar. [mfm]