CONTACT US

Edit Template

CONTACT US

Edit Template

Zufar Alfaruqi: Dari Sastra Arab UNS, Hingga Tembus Toko Buku Terbesar Se-Indonesia

SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS – Sesuai dengan namanya, Sastra Arab mengajarkan tak hanya tentang bahasa Arab namun juga Sastranya. Zufar Alfaruqi, alumni Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, membuktikannya dengan menorehkan jejaknya di dunia literasi Indonesia. Selain aktif dalam dunia kerjanya sebagai Tour Leader Umroh dan Political Branding Specialist, Zufar baru saja meluncurkan buku ketiganya yang berjudul “SMO Sebuah Kiat Berkomunikasi dan Membersamai Manusia”. Buku bergenre self-improvement ini telah berhasil menembus lebih dari 50 gerai Gramedia di seluruh Indonesia.

Tonggak Awal Kepenulisan

Perjalanan Zufar dalam dunia tulis-menulis dimulai sejak ia masih menjadi mahasiswa. Buku pertamanya, “Gelebah dari pos ronda”, lahir dari inspirasi yang ia dapatkan di semester satu, khususnya dari mata kuliah Pengantar Ilmu Sastra yang diampu oleh dosennya, Pak Reza. “Pak Reza tuh ngajarin banyaklah tentang tulis, suruh berani aja. Karena karya itu arbitrer, tiap karya punya penikmatnya, jadi gak usah takut gak punya pembaca,” kenang alumni angkatan 2019 tersebut mengenai motivasi awalnya.

Dukungan dari sang ibu juga menjadi pendorong utama. “Ibuku selalu bilang, kamu kalau nulis itu, minimal ada satu kebaikan kamu yang itu tuh ketika orang baca dan dia ngelakuin kebaikan lagi dan itu bakal jadi jariyah,” ujarnya.

Belajar dari Karya Pertama

Buku keduanya, “Melangkah Semampunya”, yang menurut Zufar “lebih mulus dan lebih baik nulisnya,” mengangkat tema tentang pentingnya anak muda untuk tidak selalu terburu-buru dan berani berhenti sejenak. Buku ini bahkan telah didistribusikan hingga ke PPI Mesir, Turki, dan Malaysia, serta pernah dibedah bersama seratus lebih anak muda di solo saat ia berkuliah.

Era Pembuktian

Kini, buku ketiga menandai loncatan signifikan dalam karir kepenulisannya. “SMO Sebuah Kiat Berkomunikasi dan Membersamai Manusia” ditulis Zufar ketika ia sedang bekerja di Jakarta. Buku ini diselesaikan dengan kerja sama antara Zufar dan penerbit Anak Hebat Indonesia. “Prosesnya sangat lama, setahun lebih, sampai akhirnya bisa tayang,” ungkapnya. Judul buku ini merupakan arahan dari penerbit yang menginginkan karya yang lebih komersil. Isi buku ini merangkum pengalamannya selama aktif berorganisasi kemudaan, mulai dari menjadi ketua pelaksana event kemudaan, hingga keterlibatannya di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) selama kuliah di UNS.

Motivasi utama Zufar dalam menulis buku terbarunya, dan terus menulis, tetaplah sama: kesadaran diri akan ketidaksempurnaan dan harapan akan adanya aliran kebaikan. “Aku tau, aku belum sempurna, jauh dari kata sempurna. Tapi aku mau, aku tau gimana caranya sebagai orang yang gak sempurna itu punya alasan untuk tetap berbuat baik. Minimal kalo gaada kebaikan yg bisa dorong ke surga, dari tulisan yang dibaca bisa bikin aliran kebaikan,” tuturnya.

Tantangan dalam penulisan buku ketiga ini terutama datang dari proses seleksi dan arahan penerbit untuk genre self-improvement yang komersil, yang awalnya ia bayangkan sebagai sekuel buku kedua. Namun, Zufar berhasil melalui proses tersebut hingga bukunya kini dapat dinikmati khalayak luas.

Pengaruh dari Berkuliah di Sastra Arab UNS

Mengenai pengaruh kuliah di Sastra Arab UNS terhadap kegiatan menulisnya, Zufar menyoroti pentingnya aspek kesusastraan itu sendiri. “Untuk anak Sastra Arab, aku yakin kita banyak yang latar belakangnya pengen belajar Arab ya. Tapi jangan lupakan sastranya. Karena sastra itu atau seni tulis itu hebat. Seni tulis itu sangat-sangat bikin kamu punya satu senjata yang bisa nembus ribuan kepala,” tegasnya.

Ia pun berpesan kepada adik-adik tingkatnya di Sastra Arab UNS yang memiliki hobi menulis namun merasa ragu. “Sebagai penulis sadar, sebagai manusia, aku jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, aku berani untuk menuliskan lewat karya ketidaksempurnaanku atau yang aku anggap ini bisa jadi sarana kebaikan aku. Karena sebagai manusia belum baik, oke, coba lewat karya setidaknya ada kebaikan yang bisa aku berikan dan tularkan. Sampai aku meninggal pun kan karya bakal tetap abadi,” pesannya. Ia menutup dengan sebuah catatan penting, “Kalau mau ikutin karya atau cara berkarya silahkan, kalau ikutin orangnya jangan ya.” [mya]

Arabic Literature Study Program

Faculty of Cultural Sciences 

Universitas Sebelas Maret (UNS)

Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

About Us

Faculty Members

Accreditation

Living in Solo

Students

© 2024 Program Studi Sastra Arab UNS

en_US