SURAKARTA – Di tengah kemajuan zaman dan tantangan dunia pendidikan, masih banyak generasi muda yang peduli dan berinisiatif untuk menciptakan ruang belajar yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya ditunjukkan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret melalui program hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini tengah melaksanakan kegiatan penelitian terkait efektivitas penggunaan huruf Arab Braille dalam meningkatkan pengetahuan bahasa Arab bagi siswa/i disabilitas netra di SLB A YKAB Surakarta (3/3/2025 – 31/7/2025)
SLB A YKAB Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan khusus bagi penyandang tunanetra. Di sekolah ini, para siswa/i diajarkan berbagai ilmu pengetahuan, termasuk pelajaran keagamaan dan bahasa Arab. Namun, akses terhadap media pembelajaran bahasa Arab belum optimal. Hal ini menjadi landasan mahasiswa Sastra Arab UNS untuk berinisiatif melakukan riset yang tidak hanya bersifat observasi, tetapi juga langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu fokus kegiatannya adalah pengenalan huruf Arab Braille yang diaplikasikan dalam teks Dzikir Pagi dan Petang Raudlatul Makfufin. Melalui pendampingan intensif, siswa diajarkan membaca teks tersebut menggunakan huruf Braille, sehingga mereka dapat memahami bacaan dzikir sekaligus menambah kosa kata bahasa Arab. Metode ini membantu siswa/i dalam menghafal dan memahami arti kosakata.
Sesi pembelajaran dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang menyenangkan, seperti permainan kata, kuis, serta aktivitas diskusi ringan agar siswa dapat terlibat aktif. Sebagai upaya mempermudah proses pembelajaran, mahasiswa berinovasi dengan mengembangkan alat bantu untuk memperkenalkan flash card berisi 20 kosakata Arab-Indonesia Braille pada teks dzikir pagi dan petang. Metode ini membantu siswa/i disabilitas netra dalam menghafal dan memahami arti kosakata yang terdapat pada dzikir pagi petang. Melalui permainan interaktif dengan flash card, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, sekaligus melatih daya ingat siswa untuk mengukur sejauh mana efektivitas metode ini, para mahasiswa juga melakukan metode pembelajaran berupa pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa/i dan post-test untuk melihat peningkatan setelah pembelajaran berlangsung. Hasil dari evaluasi ini menjadi data penting untuk analisis keberhasilan metode Braille dalam memperkuat daya ingat dan pemahaman kosakata bahasa Arab.
Salah satu inovasi menarik dari kegiatan lainnya adalah memperkenalkan produk pembelajaran berupa audio book bahasa Arab. Audio ini berisi pengucapan kosakata Arab yang disesuaikan dengan materi flash card, sehingga dengan adanya media ini, proses belajar tidak hanya terbatas di ruang kelas, tetapi juga dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Kedua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan berdasarkan kemampuan siswa/i dalam proses pembelajaran. Setiap siswa/i memiliki kecenderungan dalam kenyamanannya menggunakan model belajar visual atau auditori.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan penelitian, tim mahasiswa juga menyelenggarakan sebuah workshop bertema “Aksesibilitas Pembelajaran Bahasa Arab bagi Tunanetra: Optimalisasi Audiobook sebagai Sumber Belajar Mandiri.” Workshop ini ditujukan bagi guru-guru dan tenaga pendidik SLB A YKAB, dengan tujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan media audio dalam mendukung proses belajar bahasa Arab bagi siswa tunanetra. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk memahami cara mengintegrasikan audiobook ke dalam pembelajaran sehari-hari, mulai dari strategi penggunaannya, teknis pemutaran yang ramah tunanetra, hingga potensi pengembangan materi audio yang lebih luas dan berkelanjutan. Diharapkan melalui workshop ini, proses belajar siswa dapat menjadi lebih fleksibel, menarik, dan tetap efektif meskipun dilakukan secara mandiri di luar kelas.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari pihak sekolah. Guru-guru SLB A YKAB menyampaikan apresiasi terhadap pendekatan yang digunakan karena dinilai mampu membangun motivasi belajar siswa dan memperluas akses pembelajaran bahasa Arab di kalangan siswa tunanetra.
Tidak hanya dari pihak guru, para siswa juga memberikan tanggapan yang positif. Mukhlis, salah satu siswa menyampaikan, “Saya senang belajar pakai kartu huruf Braille ini, jadi lebih mudah menghafal dan seru juga karena ada permainan.”
Salah seorang siswi bernama Nayla menambahkan, “Saya paling suka bagian mendengarkan audiobook-nya, jadi bisa belajar di rumah sambil istirahat.”
Di penghujung kegiatan, mahasiswa menyampaikan harapan agar semangat belajar para siswa senantiasa tumbuh dan tidak pernah padam, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. “Kami meyakini bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa. Besar harapan kami, metode pembelajaran ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan secara lebih luas, terutama di sekolah-sekolah luar biasa lainnya.”
Pesan tersebut juga ditujukan kepada pembaca dan masyarakat luas. Mahasiswa menyampaikan harapan yang besar agar semakin banyak pihak yang peduli dan tergerak untuk menciptakan ruang belajar yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Pendidikan adalah hak semua orang, dan sudah saatnya semua pihak bergerak bersama untuk mewujudkan kesetaraan tersebut.
Melalui riset ini, mahasiswa Sastra Arab UNS tak hanya menerapkan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah, tetapi juga menunjukkan kepedulian nyata terhadap pentingnya pendidikan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat. [Tim MBKM Sastra Arab]