SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — “Meski teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat, peran penerjemah manusia tetap tidak tergantikan,” ungkap Dr. Muhammad Yunus Anis, M.A., pakar penerjemahan dari Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam kuliah pakar di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS, Selasa (8/10/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangkaian kunjungan mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) ke Prodi Sastra Arab UNS. Kunjungan ini merupakan bagian dari program Studi Pengayaan Lapangan yang dilaksanakan UNIDA ke beberapa universitas di Jawa Tengah.
“Ada aspek-aspek dalam penerjemahan yang tidak bisa digantikan oleh mesin,” tegas Yunus Anis saat memaparkan tren penelitian penerjemahan dan peran AI dalam praktik penerjemahan. Dia mengajak mahasiswa untuk memahami potensi sekaligus keterbatasan teknologi dalam bidang penerjemahan.
Dekan FIB UNS, Dr. Dwi Susanto, M.Hum., dalam sambutannya menyambut positif kunjungan ini. “Kunjungan ini memperkuat kerja sama yang telah terjalin baik antara FIB UNS dan UNIDA selama ini,” ujarnya.
Dr. Muhammad Ismail, M.Pd.I., perwakilan dosen UNIDA, menjelaskan latar belakang kunjungan ini. “Kami ingin memberi pemahaman kepada mahasiswi tentang luasnya khazanah bahasa Arab, mulai dari sastra, linguistik, hingga budayanya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Sastra Arab UNS, Dr. Reza Sukma Nugraha, M.Hum., memperkenalkan keunikan program studinya. “Kami memiliki empat peminatan yang dapat dipilih mahasiswa: Sastra, Linguistik, Penerjemahan, dan Kebudayaan Timur Tengah,” paparnya.
Kuliah pakar yang dihadiri mahasiswi PBA UNIDA dan mahasiswa Sastra Arab UNS ini menjadi wadah berbagi pengetahuan sekaligus mempererat hubungan antar institusi. Acara ini juga membuka wawasan mahasiswa tentang perkembangan terkini dalam dunia penerjemahan, khususnya di era digital.
“Perpaduan antara kompetensi manusia dan teknologi AI akan menghasilkan karya terjemahan yang lebih berkualitas,” tutup Yunus Anis, menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi tanpa melupakan peran vital penerjemah manusia. [adm]