SURAKARTA, SASTRA ARAB UNS — Dosen Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Muhammad Ridwan menegaskan dampak buruk kebiasaan membandingkan anak dengan anak lainnya terhadap perkembangan mental dan emosional mereka.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Gerakan Sahabat Sehat Mental (GASSMEN) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Sleman di Pondok Pesantren Ar-Risalah Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Jumat (18/10/2024).
“Pupuklah rasa percaya diri anak karena hal itu dapat membantu anak menghargai dirinya sendiri, merasa berkompeten dan termotivasi untuk belajar sehingga tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan mampu berkontribusi lebih baik di masa depan,” ujar Dr. Ridwan.
Menurut dosen Linguistik ini, setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda. Membandingkan seorang anak dengan yang lain dapat membuat mereka merasa tidak dihargai atau kurang berharga, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan rasa percaya diri dan motivasi untuk berkembang.
FGD yang dipandu oleh Gus H.A. Syukron Amin ini juga menghadirkan Dr. Siti Nurunniyah sebagai narasumber. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya GP Ansor Sleman dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.
GASSMEN sendiri dibentuk sebagai respons atas tingginya angka kasus gangguan mental di masyarakat, seperti depresi, kecemasan, dan stres. Program ini menyediakan dukungan, edukasi, serta layanan konseling yang mudah diakses oleh masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Nurunniyah membahas pentingnya kesehatan mental bagi santri yang sering menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tuntutan akademis hingga adaptasi dengan lingkungan pesantren.
“Jangan pernah ragu untuk berbagi cerita dan mencari bantuan jika kalian merasa kesulitan. Menjadi kuat tidak berarti harus selalu mengatasi semuanya sendiri,” tambah Dr. Nurunniyah. [adm]